Abstrak
Menurut American Optometric Association (AOA) pada tahun 2019, menyatakan bahwa gejala yang paling umum terkait dengan gangguan penglihatan adalah mata tegang, sakit kepala, penglihatan kabur, mata kering, sakit di bagian leher dan bahu. Pada provinsi DKI Jakarta prevalensi gangguan penglihatan menempati angka paling tinggi sebesar 11,9% berdasarkan kategori penggunaan kaca mata atau lensa kontak (Riskesdas, 2013). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Hubungan Intensitas Pencahayan Dengan Kelelahan Mata Pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat di Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA Tahun 2019. Dalam Penelitian ini, metodologi yang digunakan adalah desain cross sectional Dengan populasi pada penelitian ini adalah mahasiswa prodi Keseshatan Masyarakat angkatan 2019 sebanyak 306 mahasiswa/I. Sampel pada penelitian ini sebanyak 51 responden. Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan metode sistematic random sampling. Pengumpulan data menggunakan data primer mengenai intensitas pencahayaan, refraksi mata, usia, dan istirahat mata. Dengan metode wawancara menggunakan lembar kuesioner. Data dianalisis secara univariat dan bivariat menggunakan uji chi-square. Hasil Univariat Menujukkan mahasiswa yang mengalami kelelahan mata sebanyak 131 orang (87,3%) sedangkan mahasiswa tidak mengalami kelelahan mata sebanyak 19 orang (12,7%), memiliki intensitas pencahayaan sebanyak 145 responden (96,7%) mengatakan kurang baik(≥ median), sebanyak 5 responden (3,3%) mengatakan baik(