Abstrak
Padapekerjaan yang aktifitasnya bersifat manual, manusiadituntut untuk mempunyai kemampuan lebih khususnya pada otot dan tulang karena otot dan tulang merupakan dua alat yang sangat penting dalam bekerja. Akan tetapi manusia memiliki kemampuan dan keterbatasan, sehingga pada pekerjaan manual, sering ditemukan permasalahan yang berkaitan dengan keluhan/gangguan pada system otot dan tulang (musculoskeletal). Gangguan musculoskeletal atau biasa dikenal dengan gangguan otot tulang rangka adalah gangguan pada bagian otot rangka yang disebabkan karena otot menerima beban statis secara berulang dan terus menerus dalam jangka waktu yang lama dan akan menyebabkan keluhan pada sendi, ligament dan tendon. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara faktor primer dan factor kombinasi dengan terjadinya keluhan gangguan otot tulang rangka (Gotrak) pada pekerja angkut barang di Pasar Cipulir. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional yang dilakukan di Pasar Cipulir selama bulan Juni ? Desember 2016. Instrumen penelitian ini menggunakan kuesioner dan Nordic body map (NBM). Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara dan pengukuran langsung di tempat penelitian dengan analisis univariat dan bivariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keluhan gangguan gotrak yang berisiko (61,1%), beban pekerja ≥40 kg (75%), frekuensi angkut ≥20 kali/hari (77,8%), posisi kerja tidak sesuai (79,2%), umur pekerja ≥35 tahun (70,8%), kebiasaan merokok (perokok) sebanyak (81,9%), masa kerja>5 tahun (84,7%), IMT normal (95,8%). Hasil uji statistic menunjukkan ada hubungan bermakna antara beban kerja (Pvalue 0,001), frekuensi angkut (Pvalue 0,001), posisi kerja (Pvalue 0.000), umur (Pvalue 0,000), kebiasaan merokok (Pvalue 0,002) dengan keluhan gotrak.Sedangkan variable masa kerja (Pvalue 0,183) dan IMT (Pvalue 0,556) menunjukkan tidak ada hubungan yang bermakna dengan keluhan gotrak. Kesimpulan, beban kerja, frekuensi angkut, sikap kerja, umur dan kebiasaan merokok menunjukkan adanya hubungan yang bermakna dengan keluhan gangguan otot tulang rangka. Sedangkan masa kerjadan IMT menunjukkan tidak adanya hubungan yang bermakna dengan keluhan gangguan otot tulang rangka. Saran, sebaiknya pengelola pasar agar secepatnya menyusun teknik-teknik pencegahan pemberlakukan system pengoorganisasian kerja (mengatur waktu kerja dan isrirahat kerja), pembentukkan pos kesehatan kerjadan demo kesehatan kerja agar risiko yang ditimbulkan dapat diminimalisir.