Abstrak
Tuberkulosis merupakan infeksi bakteri kronik yang disebabkan oleh
Mycobacterium tuberculosis. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktorfaktor
yang berhubungan dengan kejadian penyakit Tuberkulosis di Puskesmas
Pesanggrahan Jakarta Selatan tahun 2017. Jenis penelitian ini adalah adalah
observasional dengan pendekatan case control. Variabel yang diteliti diantaranya
umur, jenis kelamin, perilaku merokok, pengetahuan, kepadatan hunian, ventilasi,
pencahayaan matahari, suhu, dan kelembaban. Data yang digunakan adalah data
primer berdasarkan hasil wawancara kuesioner dan observasi rumah. Data sekunder
bersumber dari formulir TB-01 dan TB-06. Jumlah sampel adalah 30 untuk kasus
dengan BTA (+) dan 60 untuk kontrol dengan BTA (-). Teknik pengambilan sampel
dengan metode sampling quota. Analisis yang digunakan adalah analisis univariat,
bivariat, dan multivariat.
Hasil uji univariat menunjukkan proporsi penderita TB Paru sebagian besar
adalah umur produktif (54,4%), berjenis kelamin laki-laki (54,4%), tidak merokok
(75,6%), pengetahuan baik (62,2%), ventilasi baik (54,4%), pencahayaan matahari
baik (52,2%), kepadatan hunian baik (65,6%), suhu baik (54,4%), dan kelembaban
baik (57,8%). Hasil uji bivariat menunjukkan variabel yang berhubungan dengan
TB Paru yaitu variabel umur (Pvalue=0,001), perilaku merokok (Pvalue=0,000),
pengetahuan (Pvalue=0,031), kepadatan hunian (Pvalue=0,000), ventilasi (0,000),
pencahayaan matahari (Pvalue=0,000), kelembaban (Pvalue=0,000), dan suhu
(Pvalue=0,000), sedangkan variabel jenis kelamin tidak berhubungan dengan
kejadian TB Paru (Pvalue=0,231). Hasil uji multivariat menunjukkan variabel
pencahayaan matahari merupakan faktor dominan dalam kejadian TB Paru, dimana
responden dengan pencahayaan matahari buruk lebih beresiko 209,838 kali untuk
terkena TB Paru dibandingkan responden dengan pencahayaan matahari baik.
Berdasarkan hasil penelitian ini disarankan agar pihak Puskesmas
Pesanggrahan menjalin lintas sektoral yang terkait dengan upaya program
penanggulangan tuberkulosis berupa penyuluhan tentang faktor risiko penularan
TB Paru dan meningkatkan kegiatan pengobatan.