Abstrak
Berdasarkan hasil data dari Subdit Filariasis dan Kecacingan P2PL pada data survei STH pada tahun 2011 didapatkan prevalensi kecacingan sebesar 43,78% di Kabupaten Pandeglang. Hal ini dapat terjadi karena sanitasi lingkungan dan higiene perorangan yang buruk.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kejadian infeksi cacing Soil Transmitted Helminths dan hubungan higiene perorangan dengan kejadian infeksi cacing STH. Sumber data pada penelitian ini merupakan data sekunder dari BBTKLPP Jakarta. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif menggunakan studi cross sectional. Teknik pengambilan sampel dengan Total Sampling sebanyak 295 siswa yang terdiri dari kelas 3, 4, dan 5 murid sekolah dasar di Kabupaten Pandeglang. Hasil univariat menunjukan bahwa terdapat 59 anak (20%) yang terinfeksi cacing STH, 79,3% memiliki kebiasaan menggunakan alas kaki, 55,9% memiliki kebiasaan mencuci tangan sebelum makan, 53,6% memiliki kebiasaan mencuci tangan setelah BAB, 69% memiliki kebiasaan memotong kuku, 22.8% memiliki kebiasaan menggigit kuku, dan 45,1% memiliki kebiasaan bermain tanah. Pada hasil analisis bivariat menunjukan ada hubungan yang bermakna pada variabel kebiasaan mencuci tangan setelah BAB (p=0,038, PR=1,916, 95% CI= 1,073-3,421), variabel kebiasaan menggigit kuku (p=0,014, PR= 2,283, 95%CI= 1,225-4,255) dan variabel kebiasaan bermain tanah (p=0,015, PR=2,323, 95%CI=1,209-4,463). Pencegahan infeksi cacing STH di Sekolah Dasar disarankan untuk menyediakan fasilitas mencuci tangan di Sekolah, pemeriksaan kuku seminggu sekali, kegiatan program dokter UKS dan dokter kecil. Pengobatan infeksi cacing STH dengan cara pemberian obat oleh dinas kesehatan Kabupaten Pandeglang secara masal setahun dua kali.