Abstrak
Permasalahan umum yang sering dijumpai pada tenaga kerja adalah kelelahan kerja. Kelelahan pada pekerja yang tidak teratasi akan memberikan efek negatif, seperti menurunnya produksi kerja, kesalahan dalam bekerja, hingga kecelakaan kerja dan berpengaruh juga terhadap perilaku kerja. Kelelahan kerja merupakan suatu mekanisme perlindungan agar terhindar dari kerusakan lebih lanjut, sehingga dengan demikian terjadilah pemulihan setelah istirahat (Tarwaka, 2004). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Analisis Faktor Risiko Kejadian Kelelahan Kerja Pada Penjahit Di Perkampungan Industri Kecil (PIK) Cakung Jakarta Timur Tahun 2016. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Jumlah populasi penelitian ini sebanyak 65 penjahit konveksi yang bekerja di Perkampungan Industri Kecil (PIK) Cakung Jakarta Timur. Sedangkan pengambilan sampel menggunakan teknik sampling jenuh sebanyak 65 responden. Waktu pengumpulan data dilakukan pada bulan Agustus 2016. Penelitian ini menggunakan kuesioner IFRC (Industrial Fatigue Research Committe). Analisis dalam penelitian ini menggunakan uji chi square. Hasil univariat pada penelitian ini dengan kategori terbanyak dari seluruh sampel adalah 66,2% kelelahan kerja ringan, 50,8% berusia tua, 70,8% berjenis kelamin perempuan, 56,9% status gizi tidak baik, 56,9% masa kerja yang baru, dan 86,2% kondisi kesehatan yang sehat. Hasil bivariat yang tidak memiliki hubungan dengan variabel kelelahan kerja adalah umur (Pvalue 0,255), status gizi (Pvalue 0,420), dan kondisi kesehatan (Pvalue 0,125). Sedangkan hasil bivariat yang memiliki hubungan dengan variabel kelelahan kerja adalah jenis kelamin (Pvalue 0,040) dan masa kerja (Pvalue 0,017). Pada jenis kelamin, perempuan di usia produktif mengalami menstruasi sehingga dapat memicu kekurangan zat besi. Akibat dari kekurangan zat besi dapat pula menyebabkan seseorang terkena anemia dengan gejala yang ditimbulkan, seperti lemah, lesu, pusing, dan lain-lain. Sebaiknya penjahit mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi, seperti kacang-kacangan, sayuran berwana hijau, daging merah, dan buah-buahan. Kemudian pada masa kerja, sebaiknya penjahit memanfaatkan waktu untuk beristirahat, agar tubuh menjadi rileks pada saat bekerja.