Abstrak
Ketidakpuasan terhadap bentuk tubuh sering dijumpai pada remaja. Hal ini membuat remaja akan berusaha untuk mencapai tubuh yang ideal, tetapi sayangnya, kebanyakan dari mereka menerapkan perilaku makan yang tidak tepat seperti diet ekstrim, membatasi porsi makanan, atau makan berlebihan. Dampak yang dapat ditimbulkan adalah terjadinya obestitas atau kekurusan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan citra tubuh dengan perilaku makan pada pelajar Sekolah Menengah Atas Negeri 106 Jakarta. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari - Juli 2016 di SMA Negeri 106 Jakarta. Desain penelitian yang digunakan adalah Cross Sectional. Metode sampling yang digunakan adalah dengan cara pengambilan sampel acak atau stratified random sampling. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa siswi kelas X dan kelas XI dengan total sampel 262 responden. Analisis data yang digunakan adalah analisis univariat, analisis bivariat (chi square) dan analisis multivariat (uji regresi logistik model faktor risiko). Hasil penelitian ini menunjukkan responden sebanyak 55.3% memiliki perilaku makan positif, 56.5% memiliki persepsi positif pada citra tubuh, 63.4% berjenis kelamin perempuan, 55.3% mendapatkan pengaruh dari teman, 51.5% mendapatkan pengaruh dari media massa, 56.5% mendapatkan pengaruh dari keluarga, 59.2% mendapatkan pengaruh dari guru. Selain itu, Ada hubungan bermakna antara citra tubuh dengan perilaku makan (0.043). Serta terdapat 4 variabel yang ada hubungan bermakna dengan perilaku makan yaitu pengaruh teman (0.010), pengaruh media massa (0.004), pengaruh keluarga (0.000) dan pengaruh guru (0.049). Semua variabel confounding ada hubungan bermakna dengan citra tubuh yaitu jenis kelamin (0.044), pengaruh teman (0.000), pengaruh media massa (0.000), pengaruh keluarga (0.000) dan pengaruh guru (0.001). Variabel pengaruh keluarga merupakan confounding hubungan Citra Tubuh dengan Perilaku Makan, sehingga dapat dijelaskan bahwa remaja yang mempunyai citra tubuh positif mempunyai peluang atau kecenderungan berperilaku makan positif 1.3 kali lebih besar dibandingkan remaja yang mempunyai citra tubuh negatif setelah dikontrol variabel pengaruh keluarga. Saran pada penelitian ini para siswa hendaknya diharapkan mempunyai kepercayaan diri yang baik agar tercipta citra tubuh yang positif dimana hal ini akan mendukung pula terciptanya perilaku makan yang baik. Selain itu, siswa harus lebih cerdas dalam menyaring informasi yang diperoleh dari media massa dan teman sebaya. Begitu juga dengan orangtua dan guru, harus menjadi contoh dalam menerapkan perilaku makan sehat dan tidak memberi tekanan terutama mengenai fisik seperti bentuk tubuh dan berat badan.