Abstrak
Penyediaan obat di gudang farmasi diketahui masih belum optimal karena masih mengalami kekurangan obat dan pembelian obat secara cito, salah satunya obat antibiotik, serta dalam pengendalian persediaan obat masih menggunakan proses manual dan belum melakukan berbagai metode perhitungan, sehingga dapat menyebabkan kekurangan obat dan berdampak pada kepuasan pasien. Tujuan dalam penelitian ini adalah diketahuinya analisis pengendalian persediaan antibiotik melalui metode analisis ABC, EOQ, dan ROP di Gudang Farmasi Rumah Sakit Umum Kota Tangerang Selatan. Penelitian ini menggunakan data sekunder dengan metode kuantitatif deskriptif. Objek penelitian yang digunakan adalah data obat antibiotik selama bulan Januari-Desember 2017. Terdapat 11 jenis obat (11,96%) antibiotik yang tergolong kelompok A, yaitu dengan nilai investasi sebesar 70,60%, 18 jenis obat (19,56%) antibiotik yang tergolong kelompok B, yaitu dengan nilai investasi 20,43%, dan 63 jenis obat (68,48%) antibiotik yang tergolong kelompok C, yaitu dengan nilai investasi 8,97%. Jumlah pemesanan optimum untuk 92 jenis antibiotik adalah antara 2-4.468 yang terdiri dari kemasan vial, kapsul, tablet, kaplet, tube, ampul, botol, dan strip untuk setiap kali pesan dengan 1-112 kali pemesanan dalam satu tahun. Titik pemesanan kembali untuk 92 jenis obat antibiotik adalah ketika persediaan mencapai antara 5-19.364 yang terdiri dari kemasan vial, kapsul, tablet, kaplet, tube, ampul, botol, dan strip. Menerapkan metode analisis ABC, EOQ, dan ROP dapat mengatasi kekurangan obat dengan mengetahui titik pemesanan kembali dan meminimalkan pemesanan dalam setiap tahunnya. Saran bagi Rumah Sakit Umum Kota Tangerang Selatan adalah dengan menggunakan analisis ABC, EOQ, dan ROP dapat menurunkan anggaran rumah sakit dan bagi gudang farmasi dengan menggunakan analisis ABC, EOQ, dan ROP dapat memperoleh efektivitas dan efisiensi dalam pengendalian persediaan obat antibiotik.