Abstrak
Setiap Orang tua selalu ingin mempunyai keturunan yang sehat secara
fisik maupun mental. Faktanya tidak semua orang tua mendapatkan keturunan
yang diinginkan tersebut. Banyak juga orang tua yang memiliki anak
berkebutuhan khusus. Jika hal ini terjadi akan membuat orang tua mengalami
gangguan psikologis. Dalam skripsi ini penulis mengungkapkan pentingnya
Pertahanan diri (Resiliensi) untuk mencapai Kesejahteraan Psikologis
(Psychological Well-Being) seorang Ibu yang memiliki anak dengan
keterbelakangan fisik maupun mental. Tujuan Penelitian ini adalah untuk
mengetahui hubungan resiliensi dengan psychological well-being pada Ibu yang
memiliki anak berkebutuhan khusus.
Penelitian ini melibatkan 100 responden wanita yang sudah menikah dan
memilik anak berkebutuhan khusus. Teknik pengambilan sampel menggunakan
non-probability dengan cara sampling purposive. Penelitian ini diukur
menggunakan Skala Likert, pada variabel Resilience diukur dengan alat ukur
Resilience Quotient ciptaan Revich, K, & Shatte, A. (2002) yang peneliti buat
dengan jumlah item 28 berdasarkan dimensi Revich & Shatte (2002). Kemudian
untuk variabel Psychological Well-Being diukur menggunakan Ryff?s Scale Of
Psychological Well-Being ciptaan Ryyf (1989) sebanyak 42 item dan
dikembangkan oleh Maharani (2017). Hasil perhitungan menggunakan analisis
korelasi, dan diperoleh koefisien korelasi antara Resiliensi dengan Psychological
Well-Being sebesar 0,624 dengan nilai P-value 0,000 yang berarti signifikan
karena (P<0,01). Hasil tersebut menunjukkan bahwa hipotesis yang diajukan
peneliti diterima, yaitu terdapat hubungan positif yang signifikan antara Resiliensi
dengan Psychological Well-Being pada Ibu yang memiliki anak berkebutuhan
khusus.