Abstrak
Tubekulosis adalah infeksi batang tahan asam alkohol yang disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium tubeculosis. Indonesia termasuk kedalam negara dengan beban tinggi dalam kasus TBC. TB paru adalah tipe TB yang umum terjadi dan menjadi masalah besar di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengalisis faktor yang berhubungan dengan kejadian TB Paru BTA (+) di Kelurahan Pejuang Pada Wilaya Kerja Puskesmas Pejuang Kota Bekasi. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian observasional dengan pendekatan kasus kontrol. Populasi dalam penelitian ini adalah penderita TB Paru BTA (+) pada kelompok kasus dan pada kelompok kontrol adalah tetangga dari penderita TB yang tidak terinfeksi TB Paru BTA (+). Sampel dalam penelitian ini terdiri dari 26 kasus dan 90 kontrol, diambil menggunakan tenik sampling jenuh dan kuota. Analisis data menggunakan analisis univariat dan analisis bivariat. Hasil dari penelitian ini menunjukan jenis kelamin (OR= 17; 95% CI 5,880-49,148, Pv= 0,000), umur (OR=0,464; 95%CI 0,153-1,407, Pv= 0,208 pendidikan (OR= 1,969; 95% CI 0,777-4,990, Pv= 0,224), pekerjaan (OR=1,997; 95%CI 0,684-5,826, Pv= 0,300), kepadatan hunian (OR= 0,978; 95% CI 0,323-2,965, Pv= 1,000), ventilasi ruangan (OR= 1,288 95% CI 0,449-3,696), cahaya ruangan (OR= 8; 95% CI 1,780-35,957, Pv= 0,004), kelembaban ruangan (OR= 3,5; 95% CI 1,112-11,016, Pv= 0,046), suhu ruangan (OR= 1,173 95% CI 0,488-2,820, Pv= 0,895), riwayat kontak dengan penderita (OR= 8,40; 95% CI 2,883-24,471, Pv= 0,000). Kesimpulan ada hubungan yang signifikan antara jenis kelamin, cahaya ruangan, kelembaban ruangan dan riwayat kontak dengan penderita dengan kejadian TB Paru BTA (+). Saran dari peneliti adalah sebaiknya masyarakat lebih sering membuka jendela pada siang hari, memperhatikan asupan gizi, menghilangkan kebiasaan merokok dan menggunakan masker.