Abstrak
Masalah kesehatan anak menjadi salah satu masalah utama bidang kesehatan,sebab anak usia sekolah menjadi generasi penerus dan aset masa depan.Konsumsi makanan jajananadalah kegiatan mengkonsumsi makanan dan minuman yang diolah oleh pengrajin makanan di tempat penjualan. Penelitian ini diketahui variabel dependen (konsumsi makanan jajanan) dan variabel independen (usia, jenis kelamin, uang jajan, pendapatan orang tua, pengetahuan gizi, pekerjaan ibu, kebiasaan sarapan dan ketersediaan bekal). Penelitian menggunakan pendekatan cross sectional. Sampelsebanyak 73 siswa ditentukan dengan proportional stratisfied random sampling. Hasil univariat 50,7% siswa berisiko dalam konsumsi makanan jajanan, siswa terbanyak berusia remaja (91,8%) dan laki-laki (57,5%), 50,7% siswa memiliki uang jajan rendah, 56,2% siswa memiliki orang tua dengan pendapatan tinggi, 71,2% siswa berpengetahuan gizi baik, 53,4% siswa memiliki ibu yang bekerja, 54,8% siswa memiliki kebiasaan sarapan kurang baik, dan 52,1% siswa tidak tersedia bekal untuk dibawa ke sekolah. Uji bivariat didapatkan 5 hubungan yang bermakna terhadap konsumsi makanan jajanan, yaitu: jenis kelamin (P.Value:0,026), pendapatan orang tua (P.Value:0,014), pekerjaan ibu (P.Value:0,014), kebiasaan sarapan (P.Value:0,026) dan ketersediaan bekal (P.Value:0,007). Hasil multivariat diketahui faktor yang paling berhubungan dengan konsumsi makanan jajanan adalah kebiasaan sarapan (OR=3,719). Saran bagi SDN Pademangan Barat 01 Pagi adalah melarang siswa jajan pada saat jam belajar. Bagi orang tua siswa diharapkan memberikan pengarahan kepada anak agar lebih bijak dalam menggunakan uang jajan supaya tidak jajan sembarangan, serta sebelum ibu berangkat ke tempat kerja sempatkanlah menyediakan sarapan dan bekal makanan untuk anak. Sedangkan untuk siswa agar menyempatkan sarapan dan mintalah disediakan bekal untuk dibawa ke sekolah.