Abstrak
Angkatan kerja di Indonesia diperkirakan berjumlah 95,5 juta orang, sekitar 44 persen dari total angkatan kerja bekerja di sektor pertanian dan lebih dari 60 persen bekerja dalam industri informal. Dalam dunia industri, banyak situasi yang memicu timbulnya terjadi kecelakaan kerja. Hal tersebut diantaranya tindakan pekerja itu sendiri (perilaku) (behaviour work) yang menyebabkan kondisi tidak aman. Pabrik Tahu merupakan industri pengolahan makanan merupakan salah satu tempat kerja yang banyak terdapat sumber bahaya (hazard) didalamnya. Apakah perilaku tidak aman pada pekerja tersebut memiliki hubungan dengan kesehatan dan keselamatan kerja. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran perilaku tidak aman pekerja pada Industri makanan pembuatan tahu. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Penelitian ini dilakukan pada bulan September 2014. Lokasi penelitian adalah di CV. Wargi Jaya, Desa Tonjong Kabupaten Bogor. Pemilihan informan ditetapkan secara langsung (purposive) dengan prinsip kesesuaian (appropriatess) dan kecukupan (adequency). Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara mendalam (depth interview) dan observasi. Informan kunci pada penelitian ini adalah pekerja pada industri pengolahan makanan tahu CV. Rukun Wargi Jaya. Informan Pendukung adalah mereka yang mengetahui kondisi informan kunci tersebut dalam hal ini adalah pemilik pabrik tahu CV. Rukun Wargi Jaya dan staff administrasi. Hasil yang didapat sebanyak 5 orang informan kunci, dengan karakteristik jenis kelamin 4 orang laki-laki, dan 1 orang perempuan, tingkat pendidikan tertinggi adalah sekolah menengah atas dan yang sederajat yaitu sebanyak 1 orang tamat SMA 1 orang tamat SMK, 1 orang tamat Sekolah Menegah Pertama dan terendah Sekolah Dasar yaitu sebanyak 2 orang. Empat orang informan kunci sudah bekerja lebih dari satu tahun, hanya 1 orang informan kunci baru bekerja selama 2 minggu. Tiga orang informan kunci bekerja pada bagian produksi (membuat tahu) 1 orang menggoreng dan 1 orang menghitung /packing. Faktor pendorong yang diteliti dalam penelitian ini meliputi pengetahuan, persepsi dan sikap pekerja. Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan bahwa sebagian besar pekerja pabrik memiliki pengetahuan yang tergolong cukup mengetahui tentang perilaku tidak aman dalam bekerja. Untuk persepsi pekerja, pekerja pabrik memiliki pandangan yang buruk mengenai perilaku dalam bekerja. Sedangkan sikap yang dimiliki pekerja pabrik dalam berperilaku saat bekerja semuanya positif, namun tidak sesuai dengan kenyataan, karena semua diantara mereka berperilaku tidak aman dalam bekerja. Faktor pemungkin yang diteliti dalam penelitian ini yaitu dilihat dari aspek ketersediaan APD dan Peraturan. Berdasarkan hasil penelitian, ketersediaan APD dan peraturan yang ada di pabrik ini tidak lengkap dan belum ada. Pengadaan APD berjalan dalam beberapa tahun hanya pada saat awal pabrik berdiri saja. Sedangkan peraturan yang mengatur tentang penerapan perilaku aman saat bekerja terkait dengan aturan mengenai WI (Work Instruction), tidak pernah ada secara tertulis, hanya disampaikan lisan tetapi tidak detil dan jelas mana yang termasuk perilaku aman, bahaya, dan sebagainya yang berkaitan dengan Kesehataan dan Keselamatan Kerja. Faktor penguat yang diteliti dalam penelitian ini yaitu pengawasan. Pada industri pengolahan makanan tahu ini, pekerja pabrik mendapatkan dukungan untuk berperilaku aman saat bekerja dari leader maupun pemilik pabrik tahu.