Abstrak
Infeksi Saluran pernapasan Akut merupakan salah satu masalah kesehatan yang ada di negara berkembang dan negara maju yang menyebabkan kematian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kondisi lingkungan fisik rumah meliputi ventilasi, kepadatan hunian, atap, keberadaan perokok, penggunaan bahan pembasmi serangga, umur balita, berat badan lahir balita dan status gizi balita dengan kejadian infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) pada balita di wilayah kerja puskesmas Ciputat Kota Tangerang Selatan tahun 2015. Jenis penelitian ini adalah analitik kuantitatif yang menggunakan desain peneltian ?Cross Sectional?. Populasi penelitian ini adalah seluruh balita yang berada di wilah kerja puskesmas Ciputat KotaTangerang Selatan dengan sampel berjumlah 158 balita yang diambil dengan metode ?Cluster Sampling?. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah balita yang pernah mengalami ISPA dalam kurun waktu 14 hari sebanyak 73 balita (46,2%), memiliki ventilasi rumah dengan keadaan tidak baik sebanyak 64 (40,5%), memiliki kepadatan hunian sebanyak 81 (55,1%), memiliki atap rumah dengan keadaan tidak baik 59 (37,3%), memilki anggota keluarga yang merokok di dalam rumah sebanyak 87 (55,1%), menggunakan bahan pembasmi serangga sebanyak 117 (74,1%), umur balita yang berisiko 11 (7,0%), berat badan lahir rendah 15 (9,5%) dan status gizi balita dengan gizi tidak baik sebanyak 25 (15,8%). Setelah dilakukan uji statistik didapatkan variabel yang berhubungan dengan kejadian ISPA pada balita adalah variabel kepadatan hunian, keberadaan perokok, penggunaan bahan pembasmi serangga dan berat badan lahir. Sedangkan variabel yang tidak berhubungan dengan kejadian ISPA pada balita adalah variabel ventilasi, jenis atap, umur dan status gizi.