Abstrak
Sepak bola sekarang ini bukan lagi sekedar permainan indah dari para pemainya untuk menciptakan gol dan meraih kemenangan tetapi sepak bola juga telah memberikan pelajaran terhadap kehidupan manusia. Suporter dan sepakbola sesuatu yang tidak bisa dipisahkan, dimana ada sepakbola disitu juga ada suporter, tidak memandang tua, muda, maupun anak-anak. Menjadi supporter fanatik klub sepakbola asing dapat meningkatkan kualitas individu dalam berinteraksi social, perubahan dalam kehidupan dan bagaimana mereka bisa menyesuaikan diri dengan keadaan baru termasuk dengan sesama supporter klub sepakbola asing (Taylor & Nash, 1999). Dengan perkembangan kemadirian yang baik individu memiliki kebebasan sendiri yang sesuai dengan keinginanya, salah satunya untuk menjadi supporter fanatic. Untuk menjadi supporter fanatik klub sepakbola asing sendiri individu mempunyai kebebasan untuk berekspresi dalam menunjukan sikap fanatik nya tanpa control dari siapapun semua berasal dari diri sendiri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kemandirian dengan fanatisme individu sebagai supporter klub sepakbola asing. Variable bebas dalam penelitian ini adalah kemandirian dan variable terikatnya adalah fanatisme. Penelitian ini dilakukan pada 127 orang subjek yang menjadi supporter klub sepakbola asing AC Milan atau yang disebut Milanisti di Jakarta dengan skala konsep fanatisme yang di kembangkan dari hasil penelitian Honsel dkk (2011) dan skala kemandirian J.Bakker dan van Assen (2006). Data analisa diolah menggunakan metode kolerasi Pearson Product Moment melalui program SPSS for windows. Dari hasil analisa data penelitian diperoleh koefisien kolerasi antara fanatisme dengan kemandirian sebesar 0,416 pada p = 0,00 dengan demikian hipotesa yang diajukan diterima. Hasil penelitian memberikan kesimpulan kearah positif, yang berarti semakin tinggi kemandirian semakin tinggi fanatisme supporter klub sepakbola asing