Abstrak
Hadiri, Hubungan antara Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Gaya
Kepengikutan Guru dengan Kinerja Guru di Sekolah Menengah Pertama Negeri
Se-Kota Bogor. Tesis. Program Studi Magister Administrasi Pendidikan, Sekolah
Pascasarjana Universitas Mnhammadiyah Prof. DR. HAMKA. September 2013.
Masalah dalam dunia pendidikan salah satunya adalah bagaimana menciptakan
kinerja guru sehingga memberikan kondisi yang kondusif bagi terselenggaranya
program belajar mengajar yang baik sehingga tujuan pendidikan yang dicanangkan
dapat tercapai.
Dalam rangka mengetahui hubungan kinerja guru dan faktor- faktor yang
mempengaruhinya maka dilakukan penelitian yang terkait dengan hal ini. Adapun
tujuan penelitian adalah untuk mengkaji hubungan antara gaya kepemimpinan kepala
sekolah dan gaya kepengikutan guru dengan kinerja guru baik secara sendiri-sendiri
maupun secara bersama-sama.
Metode yang digunakan adalah survai dengan menggunakan instrumen berupa
kuisioner berskala Likert, Populasi adalah guru SMPN se-Kota Bogor dengan sampel
terdiri dari 70 orang guru.
Hipotesa yang diuji adalah :
(1) hubungan positif antara gaya kepemimpinan kepala sekolah dengan kinerja guru
(2) hubungan positif antara gaya kepengikutan guru dengan kinerja guru
(3) hubungan positif antara gaya kepemimpinan kepala sekolah dan gaya
kepengikutan guru secara bersama-sama dengan kinerja guru.
Persyaratan analisis data diuji dengan normalitas populasi (uji Liliefors) dan
dengan homogenitas varians populasi (uji Barlett). Berikutnya dilakukan teknik
korelasi sederhana, parsial dan ganda serta teknik regresi sederhana dan ganda.
Hasil penelitian yang diperoleh dari penelitian adalah sebagai berikut :
Pertama, penelitian ini menemukan bahwa koefisien korelasi antara Y dengan
Xi sebesar ryl = 0,548 adalah signifikan. Variasi kinerja guru (Y) dapat dijelaskan oleh
gaya kepemimpinan kepala sekolah (Xj) adalah sebesar 30,02% dan terdapat
hubungan positif antara gaya kepemimpinan kepala sekolah (Xr) dengan kinerja
guru (Y) yang dinyatakan dalam bentuk persamaan regresi Y= 61,05 + 0,74 X j.
Kedua, koefisien korelasi antara Y dan X2 sebesar ry2= 0,1626 adalah rendah.
Variasi kinerja guru (Y) dapat dijelaskan oleh gaya kepengikutan guru (X2) sebesar
26,0% dan seiring dengan temuan tersebut juga diperoleh hubungan positif antara gaya
kepengikutan guru (X2) dengan kinerja guru (Y) yang dinyatakan oleh persamaan
regresi Y = 108,07 + 0,137 X2?
Ketiga, penelitian ini menemukan terdapat hubungan positif antara gaya
kepemimpinan kepala sekolah (Xi) dan gaya kepengikutan guru (X2) secara bersamasama
dengan kinerja guru (Y) yang dinyatakan dengan koefisien korelasi ry.12 = 0,7387
adalah signifikan, sedangkan variasi kinerja guru (Y) dapat ditentukan oleh gaya
kepemimpinan kepala sekolah (Xi) dan kepengikutan guru (X2) sebesar 56,35% dalam
bentuk persamaan regresi Y= 131,51 + 0,004 X, + 0,0006 X2.
Keempat, penelitian juga membuktikan bahwa berdasarkan besarnya koefisien
kore1asi parsial temyata kekuatan hubungan antara gaya kepemimpinan kepala sekolah
(Xl) dengan kinerja guru (Y) menempati urutan pertama, sedangkan hubungan antara
gaya kepengikutan guru (X2) dengan kinerja guru (Y) menempati urutan kedua.
Implikasi dari hasil penelitian adalah kinerja guru (Y) dapat diangkat dengan
upaya melakukan peningkatan gaya kepemimpinan kepala sekolah (Xl) dan gaya
kepengikutan guru (X2) bagi para guru di lingkungan sekolah SMPN se-Kota Bogor.