Abstrak
Dodi Solahuddin. Memelihara Kesadaran Berbahasa dalam Meningkatkan Keterampilan Berbahsa Siswa Suatu Kajian Qualitatif pada Kelas 11 Sekolah Menengah Atas Negeri Cahaya Madania Boarding School Banten. Departemen Pendidikan Bahasa Inggris Program Pasca Sarjana Universitas Muhammadiyah UHAMKA Jakarta 2012. Rumusan permasalahan pada penelitian ini berkaitan dengan apa strategi yang dijalankan manajemen sekolah dan apa peran guru dalam memelihara kesadaran berbahasa untuk meningkatkan keteramplian berbicara siswa. Responden yang dipilih pada penelitian ini adalah siswa kelas 11 Program Studi Sain 2 sebanyak 30 siswa. Lebih jauh lagi penelitian ini melibatkan seorang wakil kepala sekolah, 3 guru regular bahasa Inggris dan seorang guru bahasa Inggris di asrama. Siswa diseleksi melalui purposive sampling untuk mendapatkan data yang mendalam berkaitan dengan penggunaan bahasa sebagai media pengajaran dan komunikasi sosial bagi seluruh warga di sekolah. Sedangkan pelibatan wakil kepala sekolah pada penilitian ini yaitu untuk mendapatkan data penting berkaitan dengan strategi yang digunakan oleh manajemen SMAN CMBBS dalam memelihara kesadaran berbahasa untuk meningkatkan keterampilan berbicara siswa. Sebagai tambahan tiga guru regular bahasa Inggris dan seorang guru bahasa Inggris di asrama dilibatkan kedalam penelitian ini untuk mendapatkan data berkaitan dengan peran mereka dalam memelihara kesadaran berbahasa untuk meningkatkan keterampilan berbicara siswa. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, questionnaire, dan interview. Instrumen yang pertama adalah observasi. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan data berkaitan dengan peran guru dalam menggunakan pendekatan, metode, strategi, dan media belajar untuk memeiliharakesadaran berbahasa siswa dan juga untuk menganalisa perilaku belajar siswa danpenggunaan bahasa baik di kelas maupun interaksi di asrama. Instrumen yang kedua adalah questionnaire dimana ia berfungsi untuk mendapatkan data berkaitan dengan kebiasaan belajar siswa merujuk pada gagasan K Willing. Instrumen terakhir yang digunakan adalah formal interview untuk mendapatkan data berkaitan dengan strategi yang dijalankan manajemen SMAN CMBBS maupun peran guru dalam memelihara kesadaran berbahasa untuk meningkatkan keterampilan berbicara siswa. Sebagai tambahan, informal interview dilakukan untuk mendapatkan data berkaitan dengan peran guru asrama dalam memelihara kesadaran berbahasa untuk meningkatkan keterampilan berbicara siswa. Data dianalisa dilakukan dengan menggunakan analisa kualitatif melalui proses dan prosedur yang berlaku mulai dari pengumpulan data sampai kepada penjelasan, pemahaman, dan interpretasi berkaitan dengan startegi yang digunakan maupun peran guru, dan juga situasi yang terjadi pada saat peneliti melakukan penelitian. Berdasarkan hasil penelitian melalui analisa data, peneliti menyimpulkan sebagai berikut: 1. Manajemen sekolah menggunakan strategi dalam memelihara kesadaran berbahasa untuk meningkatkan keterampilan berbicara peserta didik dengan memfasilitasi dorongan mengajar dan belajar seperti berikut: Pertama, menciptakan lingkungan belajar yang nyaman dalam kontek pisik seperti menyediakan fasilitas belajar dalam bentuk ICT, laboratorium bahasa, TV show, audio book, audio articles dan lain sebagainya. Kedua, komunitas sekolah memiliki komitmen bahwa penggunaan bahasa Inggris adalah perioritas sekolah berdasarkan visi dan misi sekolah. Ketiga, sekolah mempromosikan inovasi kurikulum, pendekatan mengajar dan belajar, metode, penggunaan belajar berbasis ICT, dan evaluasi. Keempat, meningkatkan program pengembangan diri baik bagi guru maupun peserta didik dilakukan untuk memelihara kesadaran berbahasa. Kelima, sekolah mempromosikan kontek belajar perorangan dan berkelompok agar peserta didik dapat belajar secara efektif. Keenam, Latihan dan memperdalam apa yang telah dipelajari dan keterikatan berbahasa dilakukan di asrama agar peserta didik dapat memelihara kesadaran berbahasa dalam meningkatkan keterampilan berbicara. Terakhir, apresiasi, dorongan, dan penghargaan diberikan oleh manajemen sekolah dalam rangka memelihara kesadaran berbahasa untuk meningkatkan ketarampilan berbicara peserta didik. 2. Peran guru tidak hanya sebatas praktek mengajar di kelas, tetapi juga harus mendorong para guru non bahasa Inggris, dan manajemen sekolah untuk menggunakan bahasa Inggris baik sebagai media mengajar maupun alat komunikasi bagi seluruh warga sekolah dimana penelitian dilakukan. Dalam kontek ini, guru bahasa Inggris harus menjadi contoh dalam menggunakan bahasa Inggris bagi seluruh warga sekolah. Berdasarkan kesimpulan diatas, peneliti merekomendasikan hal-hal dibawah ini: Pertama, Manajemen sekolah harus lebih mengoptimalkan penggunaan fasilitas0 belajar bahasa agar peserta didik dapat belajar bahasa lebih efektif. Kedua, guru harus secara berkesinambungan mengevaluasi Program Bahasa Asing (Bahasa Inggris) secara berkala untuk mendiagnosa masalah yang muncul dan untuk mengukur kemajuan yang dicapai peserta didik dalam menggunkan bahasa sebagai media interaksi sosial diantara seluruh warga sekolah.Ketiga, manajemen sekolah harus menambah jumlah guru bahasa Inggris di asrama supaya latihan dalam memperdalam bahasa Inggris dan keterikatan dalam belajar bisa berjalan secara efektif. Keempat, penggunaan strategy belajar bahasa baik direct strategies maupun indirect strategies harus lebih dikembangkan supaya peserta didik mampu belajar lebih efektif. Kelima, guru harus meningkatkan metode learning fun supaya peserta didik dapat belajar lebih antusias. Terakhir, guru harus secara berkesinambungan memberikan para siswa tugas-tugas belajar berkaitan dengan penggunaan sumber-sumber bacaan supaya para peserta didik mampu memperluas pengetahuan mereka tentang bahasa dan memiliki akses terhadap berbagai informasi aktual terutam berkaitan dengan penggunaan bahasa Inggris.