Abstrak
Rinasari Marliaty. Faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian kanker serviks di Poliklinik Kebidanan Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Fatmawati Jakarta. Tesis. Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. HAMKA, 2012.
Kanker serviks yang merupakan kanker pada leher rahim, angka kejadiannya meningkat dari tahun ke tahun. Seluruh wanita di Indonesia beresiko terkena kanker serviks, sementara separuh dari jumlah penderita kanker serviks baru datang berobat ketika sudah mencapai stadium lanjut. Di Indonesia bertambahnya kasus kanker serviks pada stadium lanjut membuat angka harapan hidup mereka dibawah 50 % ketika memasuki perawatan di Rumah Sakit. Karena minimnya gejala yang ditimbulkan, maka penanganan terhadap penyakit ini sering kali terlambat.
Tesis ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian kanker serviks pada ibu yang berkunjung ke Poliklinik Kebidanan RSUP Fatmawati Jakarta dan melakukan pemeriksaan Pap Smear sebagai pemeriksaan untuk deteksi dini kanker serviks.
Dalam penelitian ini terdapat 108 responden dari semua ibu yang sebelumnya sudah terdeteksi kanker serviks maupun yang tidak. Desain penelitian adalah cross sectional dengan pengambilan sampel secara total sampel, metode yang dipergunakan adalah kuantitatif melalui wawancara.
Hasil penelitian menunjukkan hal-hal sebagai berikut: dari 11 variabel yang diteliti terdapat 6 variabel yang tidak bermakna (p>0,05) berkaitan dengan terdeteksinya kejadian kanker serviks sedini mungkin yaitu: pemakaian
iii
kontrasepsi, pekerjaan, status sosial ekonomi, sarana dan prasarana di RS, dukungan keluarga dan pelayanan petugas RS. Terdapat 5 variabel yang bermakna (p<0,05) yaitu umur dengan p value= 0,000 dan nilai koefisien korelasi sebesar 0,222, artinya responden dengan umur 45-64 tahun mempunyai peluang 0,2 kali untuk terkena kanker serviks dibandingkan dengan umur 25-44 tahun. Tingkat pendidikan dengan p = 0,004 dan nilai koefisien korelasi 0,174, artinya responden dengan pendidikan rendah mempunyai peluang 0,1 kali untuk terkena kanker serviks dibandingkan responden dengan pendidikan tinggi. Paritas dengan p= 0,012 dan nilai koefisien korelasi 0,176, artinya responden dengan paritas lebih dari 2 mempunyai peluang 0,1 kali untuk terkena kanker serviks, dibandingkan dengan paritas 1-2 anak. Pengetahuan tentang pemeriksaan dini kanker serviks dengan p= 0,000 dan nilai koefisien korelasi 0,227, artinya responden dengan pengetahuan kurang mempunyai peluang 0,2 kali untuk terkena kanker serviks dibandingkan responden dengan pengetahuan baik. Sikap ibu tentang pemeriksaan dini kanker serviks dengan p= 0,000 dan nilai koefisien korelasi 0,219, artinya responden dengan sikap tidak setuju terhadap pemeriksaan dini kanker serviks mempunyai peluang 0,2 kali untuk terkena kanker serviks, dibandingkan dengan mereka yang bersikap setuju.
Mengingat kanker serviks ini dapat disembuhkan apabila dilakukan pemeriksaan sedini mungkin sebelum stadium lanjut, maka dari penelitian ini disarankan agar program memfokuskan pada sasaran program yaitu umur wanita 45 sampai 64 tahun atau yang beresiko terkena kanker serviks. Tingkat pendidikan yang kurang dan paritas lebih dari dua untuk melakukan pemeriksaan
iv
dini kanker serviks dengan tujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap sehingga pemeriksaan dini kanker serviks menjadi lebih baik. Dibutuhkan kerjasama dan sistim rujukan yang lebih terprogram, antara pelayanan dasar atau Puskesmas dan RS sehingga dapat memperluas cakupan program. Untuk penelitian selanjutnya, dapat dilakukan terhadap variabel yang lain yaitu perilaku dan jarak tempat tinggal yang belum diteliti pada penelitian ini.
Kata Kunci : Faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian kanker serviks