Abstrak
Nur Aini Puspitasari, Tindak Tutur Direktif Dalam Percakapan Para Tokoh Film Laskar Pelangi. Tesis. Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia, Sekolah Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA. September 2013. Tesis ini bertujuan untuk mendeskripsikan tindak tutur direktif dalam percakapan para tokoh film Laskar Pelangi. Metode yang digunakan didasarkan pada deskriptif kualitatif, dengan teknik analisis isi (content analysis) dan prosedur induktif. Artinya, data yang diperoleh dianalisis kemudian dikelompokkan ke dalam kategori-kategori yang ditetapkan sebelumnya. Aspek-aspek interpretasi teks mengikuti pertanyaan penelitian dimasukkan ke dalam kategori-kategori. Kategori-kategori tersebut dapat direvisi dan diverifikasi bersamaan dengan jalannya proses analisis. Berdasarkan hasil penelitian terhadap tuturan para tokoh film Laskar Pelangi dapat disimpulkan bahwa penggunaan tindak tutur direktif terkait dengan maksud penutur untuk meminta petutur melakukan sesuatu. Tindak tutur direktif dapat dilihat dari berbagai aspek, seperti yang dikemukakan oleh Bach dan Harnish yang membagi subkategori tindak tutur direktif menjadi enam, yaitu (1) tindak tutur direktif requestives; (2) tindak tutur direktif questions; (3) tindak tutur direktif requirements; (4) tindak tutur direktif prohibitive; (5) tindak tutur direktif permisivess; (6) tindak tutur direktif advisories. Keenam subkategori tindak tutur direktif tersebut dapat ditemukan dalam penelitian ini. Tindak tutur direktif questions adalah tindak tutur direktif yang paling banyak ditemukan dalam penelitian ini. Diharapkan bagi pemakai bahasa Indonesia, tindak tutur direktif dapat digunakan dalam komunikasi sehari-hari sesuai dengan konteks ketika penutur menginginkan petutur untuk melakukan sesuatu. Penggunaan tindak direktif hendaknya memperhatikan wujud yang digunakan agar maksud tuturan dapat tercapai dan tidak terjadi kesalahpahaman antara penutur dengan petutur. Selain itu para pengajar bahasa Indonesia diharapkan memahami teori pragmatik terutama teori tindak tutur sehingga pengajar mampu mengolah materi pengajarannya dengan memasukkan perspektif pragmatik. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa film banyak mengandung peristiwa tutur sehingga dapat dijadikan media pembelajaran sebagai contoh media pembelajaran drama.