Abstrak
Kepadatan Mineral Tulang (KMT) adalah suatu keadaan yang menggambarkan jumlah kandungan kalsium (mineral) di dalam tulang. Pengukuran kepadatan mineral tulang dilakukan untuk mengetahui seberapa kuat atau lemahnya tulang seseorang (kepadatan tulang), sehingga dapat diketahui apakah seseorang terkena osteoporosis atau osteopenia, dan risiko terkena fraktur (patah tulang). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan paritas, status gizi, asupan energi, zat gizi makro dan mikro dengan kepadatan mineral tulang pada wanita postmenopause di Klub Senam Jantung Sehat Cempaka Putih Jakarta Pusat tahun 2013. Metode penelitian yang digunakan adalah cross sectional dengan populasi seluruh wanita menopause yang ada di Klub Senam Jantung Sehat, sampel ditentukan dengan cara purposive sampling yaitu wanita postmenopause di Klub Senam Jantung Sehat Cempaka Putih Jakarta Pusat. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan data primer dan data sekunder. Hasil penelitian menunjukan bahwa dari 56 sampel didapat sebagian besar responden berumur ≥ 50 tahun (92,9%), tingkat pendidikan tinggi (≥ SMA) (51,8%), tidak bekerja (91,1%), paritas multipara (50,0%), status gizi tidak normal (62,5%), asupan energi kurang (73,2%), asupan protein kurang (60,7%), asupan lemak kurang (64,3%), asupan karbohidrat kurang (73,2%), asupan kalsium kurang (85,7%), asupan fosfor kurang (57,1%), asupan vitamin C kurang (64,3%) dan kepadatan mineral tulang tidak normal (80,4%). Hasil uji statistik tidak terdapat hubungan yang bermakna antara paritas, status gizi, dan asupan vitamin C dengan kepadatan mineral tulang. Sedangkan terdapat hubungan yang bermakna antara asupan energi, asupan protein, asupan lemak, asupan karbohidrat, asupan kalsium dan fosfor dengan kepadatan mineral tulang. Pemeriksaan kepadatan mineral tulang hendaknya dilakukan rutin enam bulan sekali, untuk mengetahui kondisi tulang yang berisiko osteoporosis untuk mencegah akibat yang lebih parah berupa fraktur (patah tulang).