Abstrak
Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Prof. Dr. Sulianti Saroso adalah unit organik Departemen kesehatan yang bertanggung jawab langsung kepada Dirjen PPM dan PLP. RSPI merupakan rumah sakit rujukan care support and treatment HIV/AIDS untuk 25 rumah sakit rujukan di Indonesia. Berdasarkan data kepegawaian tahun 2011, diperoleh reaksi tingkat absensi perawat RSPI Sulianti Saroso masih tergolong tinggi yaitu, 6,15 % perawat dalam setahun memilih keluar atau pindah ke tempat pekerjaan lain. Sebagaimana Parker dan De Cotiis menyatakan akibat lain dari stres ialah gejala perilaku berupa produktivitas menurun, meningkatnya absenteisme dan sengaja keluar masuk (turnover) pekerjaan. Namun, besarnya pengukuran stres yang terjadi pada perawat tergantung kepada bagian perawatan atau tipe perawatan yang diberikan. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini bertujuan mengetahui faktorfaktor apa saja yang mempengaruhi stres kerja perawat serta hubungan faktor-faktor tersebut dengan stres kerja di ruang Rawat Inap Sulianti Saroso. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan jenis desain cross sectional. Besar sampelnya adalah perawat diruang rawat inap sebanyak 100 responden. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode proporsional random sampling. Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder dengan alat pengumpul data berupa kuesioner. Faktor-faktor yang mempengaruhi stres meliputi faktor Individu, pekerjaan dan lingkungan. Hasil penelitian menunjukan bahwa 51% perawat mengalami stres kerja. Faktor individu, Umurmuda ≤ 30 tahun yang terbanyak, namun yang memiliki resiko stres kerja tinggi justru responden umur tua > 30 tahun sebesar 55,1 %. Pendidikan terbanyak D3 keperawatan, namun yang mengalami stres kerja tinggi pendidikan S1 sebesar 56 %. Status terbanyak yaitu menikah mengalami stres kerja tinggi sebesar 52,6 %. Masa kerja lama terbanyak, namun yang mengalami stres kerja tinggi masa kerja baru sebesar 55,4%. Faktor pekerjaan, Persepsi resiko bahaya yang buruk terbanyak, mengalami stres kerja sebesar 69,8 %. Hasil uji statistik ada hubungan bermakna antara persepsi resiko bahaya dengan stres kerja (Pvalue 0,000). Persepsi konflik peran yang buruk terbanyak, mengalami stres kerja tinggi sebesar 64,4 %. Hasil uji statistik ada hubungan bermakna antara konflik peran dengan stres kerja (Pvalue 0,004). Persepsi pengembangan karir yang buruk terbanyak dan mengalami stres kerja tinggi sebesar 55,9 %. Pesepsi hubungan intrapersonal yang buruk terbanyak dan mengalami stres kerja tinggi 68,5 %. Hasil uji statistik ada hubungan bermakna antara hubungan intapersonal terhadap stres kerja (Pvalue 0,001). Persepsi iklim organisasi yang buruk terbanyak, mengalami stres kerja tinggi sebesar 60,4 %. Faktor lingkungan, persepsi lingkungan psikologis yang buruk terbanyak, mengalami stres kerja sebesar 56,4 %. Persepsi lingkungan sosial yang baik terbanyak, namun yang mengalami stres kerja tinggi adalah persepsi lingkungan sosial yang buruk sebesar 76,2 %. Hasil uji statistik ada hubungan bermakna antara lingkungan sosial dengan stres kerja (Pvalue 0,000). Disarankan kepada pihak manajemen rumah sakit bidang perawatan untuk mengurangi stres kerja pada perawat ruang rawat inap dengan meningkatkan kualitas hidup perawat dan meningkatkan produktivitas rumah sakit.