Abstrak
Hampir setiap tahun sebanyak 2 juta pekerja meninggal dunia karena kecelakaan kerja yang disebabkan oleh faktor kelelahan kerja (ILO, 1998 dalam Mentari, 2012)). Di Indonesia setiap hari rata-rata terjadi 414 kecelakaan kerja 27,8% disebabkan kelelahan yang cukup tinggi lebih kurang 9,5% atau 39 orang mengalami cacat (Winarsih, 2010). Industri pencucian jeans merupakan salah satu bagian dari industri tekstil dan bergerak di bidang pencucian dan pelunturan warna. Kelelahan terjadi karena pekerja sering dihadapkan pada beban kerja yang beragam seperti target penyelasaian pekerjaan yang harus tepat waktu. Dengan demikian perlu diketahui adanya hubungan faktor internal dan faktor eksternal karyawan dengan kelelahan kerja pada karyawan laundry garment di bagian produksi CV. Sinergie Laundry Jakarta Barat tahun 2013. Penelitian dilakukan di CV. Sinergie laundry yang berada di Jalan Pos Pengumben No. 12 Kebon Jeruk Jakarta Barat. Waktu pelaksanaan penelitian ini mulai bulan Maret 2013 sampai dengan bulan Oktober 2013. Dimulai dengan mempersiapkan proposal penelitian sampai dengan seminar hasil. Penelitian ini menggunakan metode cross sectional. Populasi penelitian adalah seluruh karyawan CV. Sinergie Laundry di bagian produksi sebanyak 74 orang. Penentuan jumlah sampel menggunakan metode sampling jenuh. Teknik analisis yang digunakan yaitu analisis univariat dan analisis bivariat. Hasil penelitian menunjukan 70,6% karyawan mengalami kelelahan kategori tinggi, karyawan dengan umur tua (≥35 tahun) 52,7%, masa kerja lama (>5 tahun) 58,1%, status gizi kurang baik/kurus 59,5%, status kawin 70,3%, beban kerja mental kategori rendah 62,2%, kebiasaan merokok 85,1%, kebiasaan tidak sarapan 55,4%, kondisi bangunan gedung tidak nyaman 66,2%. Terdapat hubungan antara umur (Pvalue 0,000), status perkawinan (Pvalue 0,034), beban kerja mental (Pvalue 0,036), kebiasaan merokok (Pvalue 0,000), kebiasaan sarapan (Pvalue 0,016), kondisi bangunan gedung (Pvalue 0,033) dengan kelelahan kerja. Tidak ada hubungan antara masa kerja (Pvalue 0,250), status gizi/IMT (Pvalue 0,798) dengan kelelahan kerja. Sehingga intervensi yang bisa diharapkan adalah pengusaha dapat menerapkan cara kerja yang lebih ergonomis, melakukan rotasi kerja lebih sering, jangan terlalu sering memberikan kerja lembur dan menyediakan troli berroda bagi karyawannya.