Abstrak
Menjaga kesehatan organ reproduksi pada perempuan diawali dengan menjaga kebersihan organ luar reproduksi. Membersihkan vagina deengan cara secara teratur bagian vulva secaraa hati-hati menggunakan air bersih, yang harus diperhatikan lagi adalah membersihkan bekas keringat yang ada di sekitar bibir vulva.infeksi pada vulva yang lazim disebut vulvitis sebagian besar dengan gejala keputihan dan tanda infeksi lokal. oleh karan itu penelitian ini memiliki tujuan Untuk mengetahui hubungan kebiasaan perawatan kebersihan organ luar reproduksi dengan kejadian keputihan pada remaja putri di SMAN 16 Bekasi Provinsi Jawa Barat tahun 2013. Penelitian ini dilakukan di SMAN 16 Bekasi. Penelitian ini menggunakan desain Cross Sectional dimana penelitian ini untuk melihat hubungan antara variabel independen dan dependendengan pengukuran pada waktu yang bersamaan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan juli 2013. Populasi penelitian ini adalah siswi di kelas X, XI dan XII SMAN 16 Bekasi dengan jumlah 474 orang dengan sebar sampel sebanyak 113 orang. Tenik pengambilan dat sampel dilakukan dengan metode Stratified Rando Sampling. Pengolahan data pada penelitian ini adalah, processing, cleaning dan scoring. Analisa yang digunakan adalah analisa univariat untuk mendapatkan gambaran distribusi frekuesi daan persentase setiap variabel dan analisa bivariat untuk melihat hubungan antara duaa variabel, menggunakan uji Chi Square. Hasil univariat pada penelitian ini menunjukan bahwa remaja putri paling banyak memiliki kejadian keputihan (74%), remaja putri paling banyak dengan umur menarche ideal (71,1%), remaja putri paling banyak memiliki pengetahuan keputihan yang rendah(68%), remaja yang memiliki kebiasaan perawatan organ luar repoduksi yang paling banyak dengan kebiasan yang kurang baik (70,8%), remaja putri yang memiliki sikap yang kurang baik lebaih banyak (69,9%), remaja putri paling banyak yang memiliki ibu berpendidikan tamat pendidikan lanjut (69%), remaja yang paling banyak memiliki ibu tidak berkerja (67,3%), peran ibu (53%), peran teman sebaya (69,9%), peran guru (63,7%), peran media cetak (69%), peran elektonik (59,3%). Hasil menunjukan ada perbedaan bermakna antara variabel pengetahuan (Pv 0,004) dengan kejadian keputihan. Tidak ada hubungan bermakna antara sikap (Pv 0,633), umur menarche (Pv 0,290), pendidikan ibu (Pv 0,719), perkerjaan ibu (Pv 0,936), kebiasaan perawatan kebersihan organ luar reproduksi (Pv 0,294), peran ibu (Pv 0,648), peran teman sebaya (Pv 0,633), peran guru (Pv 0.009), peran media cetak (Pv 0,552), peran media elektronik (Pv 0,733) dengan kejadian keputihan. Untuk meningkatkan perilaku kesehatan reproduksi yang baik sebaiknya sekolah berkerja sama dengan BKKBN untuk mendirikan Pusat Informasi dan Konseling Kesehatan Reproduksi Remaja (PIK KRR) di sekola