Abstrak
Penyakit diare merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia, hal ini dikarenakan masih tingginya angka kesakitan diare yang menimbulkan kematian terutama pada balita. Faktor lingkungan dan perilaku yang buruk dapat mempengaruhi kejadian diare pada balita. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan perilaku hidup bersih, sarana air bersih dan jamban dengan kejadian diare pada balita di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Kembangan Kota Administrasi Jakarta Barat tahun 2012. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif analitik dengan menggunakan desain ?Cross Sectional?. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh balita yang bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Kembangan Kota Administrasi Jakarta Barat dengan sampel berjumlah 140 balita yang diambil dengan menggunakan metode Cluster Sampling. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah balita yang menderita diare sebanyak (51,4%), memiliki ibu dengan umur ibu ≤ 30 tahun (56,4%), memiliki ibu dengan status pendidikan ibu lulus SMP (85,7%), memiliki ibu dengan status pekerjaan yang tidak bekerja (77,1%), memiliki pendapatan keluarga ≤ 1.529.150 (62,1%), perilaku cuci tangan kategori tinggi (57,1%), perilaku mencuci peralatan makan kategori tinggi (92,9%), perilaku BAB selalu di jamban (89,3%), air non perpipaan tidak terlindungi (79,3%), keadaan fisik sarana air bersih yang memenuhi syarat (77,9%), memiliki jamban (89,3%), konstruksi jamban yang tidakmemenuhi syarat (88,6%). Setelah dilakukan uji statistik didapatkan variabel yang berhubungan dengan kejadian diare pada balita adalah variabel jenis sarana air bersih (P.value = 0,000) dan variabel keadaan fisik sarana air bersih (P.value = 0,024). Dengan demikian, disarankan kepada masyarakat untuk lebih memperhatikan lingkungan sebagai upaya pencegahan terjadinya diare pada balita. Terutama meningkatkan sarana air bersih dan penampungan tinja