Abstrak
Selfiana. Pengaruh Budaya Organisasi dan Sistem Insentif terhadap Kepuasan Kerja Karyawan di PT Sistemaju Mandiri Prakarsa. Tesis. Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Prof. DR. Hamka, 2013. Tesis ini bertujuan untuk menguji 1) pengaruh budaya organisasi terhadap kepuasan kerja karyawan di PT Sistemaju Mandiri Prakarsa 2) pengaruh sistem insentif terhadap kepuasan kerja karyawan di PT Sistemaju Mandiri Prakarsa 3) pengaruh budaya organisasi dan sistem insentif terhadap kepuasan kerja di PT Sistemaju Mandiri Prakarsa. Hipotesis yang diajukan adalah: 1). Budaya Organisasi berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan, 2). Sistem insentif berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan, dan 3). Budaya Organisasi dan Sistem Insentif berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan di PT Sistemaju Mandiri Prakarsa. Populasi penelitian adalah 87 orang dengan sampel sebanyak 50 responden. Dimensi-dimensi yang diukurpada budaya organisasi adalah 1) inovasi dan pengambilan keputusan 2) perhatian pada detail 3) orientasi hasil 4) orientasi manusia 5) orientasi tim 6) agresivitas 7) stabilitas untuk budaya organisasi. Untuk sistem insentif 1) produktivitas 2) posisi dan jabatan 3) pendidikan dan pengalaman 4) jenis dan sifat pekerjaan untuk kepuasan kerja adalah 1) pekerjaan itu sendiri 2) bayaran 3) kesempatan promosi 4) penyelia 5) rekan sekerja untuk kepuasaan kerja. Korelasi Budaya Organisasi terhadap Kepuasan Kerja adalah sebesar 0,689 dengan persamaan regresi Ŷ = - 43,521 + 0,864X1. dan koefisien determinasi sebesar 0,475. Korelasi sistem insentif terhadap kepuasan kerja adalah sebesar 0,638 dengan persamaan regresi Ŷ = 21,716 + 1,039X2 dan koefisien determinasi sebesar 0,407. Korelasi simultan budaya organisasi dan sistem insentif terhadap kepuasan kerja adalah sebesar 0,786 dengan persamaan regresi Ŷ = -56,941 + 0,638X1 + 0,682X2 dan koefisien determinasi sebesar 0,618. Adanya konstanta negatif pada budaya organisasi harus diwaspadai sebagai ?early warning? bahwa kepuasan kerja yang ada sekarang ini sangatlah rapuh, terjadinya penurunan kualitas pada budaya organisasi tidak mustahil akan mengakibatkan terjadinya penurunan tingkat kepuasan kerja hingga titik yang membahayakan perusahaan. Karyawan yang tidak puas lebih seperti virus berbahaya yang menularkan efek negatif terhadap karyawan lain yang dapat menghancurkan moral dan semangat bekerja. Untuk mengantisipasinya harus dikembangkan budaya inovasi, keberanian dalam mengambil keputusan beserta keberanian menanggung resikonya yang terukur, berorientasi pada kesempurnaan hasil kerja dengan cara memperhatikan detail hasil pekerjaan serta meningkatkan kerjasama tim. Analisis pada sistem insentifnya menunjukkan bahwa PT. SMP memiliki karyawan-karyawan yang cenderung apatis dan tidak banyak menuntut, mereka tetap memiliki kepuasan kerja walaupun insentif tidak diimplementasikan. Sudah seharusnyalah perusahaan memandang insentif lebih sebagai alat yang dapat digunakan untuk mendongkrak kepuasan kerja ketimbang memandangnya sebagai sebuah beban.