Abstrak
Wida Wisudawati, Analisis Pengambilan Keputusan Suami dalam Penggunaan MOP: Studi Kuantitatif Kualitatif pada Kecamatan Neglasari Tangerang. Tesis. Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Sekolah Pasca Sarjana Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA. Juli 2013 Salah satu upaya yang dilaksanakan untuk mengurangi AKI dan AKB dengan dilaksanakan program KB nasional, namun partisipasi suami dalam KB masih rendah. Tesis ini bertujuan untuk mengetahui faktor pengambilan keputusan suami dalam penggunaan MOP di Kecamatan Neglasari Tangerang.Sampel adalah total Populasi yaitu seluruh suami dari Pasangan Usia Subur di Kecamatan Neglasari Tangerang sejumlah 20 orang. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif deskriptif yaitu dengan teknik pengumpulan data menggunakan wawancara terstruktur yang dilanjutkan dengan FGD. Wawancara dilakukan kepada seluruh populasi dan FGD dilakukan pada 6 orang. Dari penelitian ini ditemukan bahwa proses pengambilan keputusan suami dalam penggunaan MOP yang dikaji dalam tujuh faktor yaitu usia, pendidikan, aktifitas pekerjaan, dukungan keluarga, sumber informasi, akses pelayanan dan sosial budaya. Hasil penelitian: pengambilan keputusan suami dalam penggunaan MOP berdasarkan usia sebagian besar pengguna MOP berusia lebih dari 50 tahun karena alasan penggunaaan MOP jumlah anak sudah cukup, berdasarkan pendidikan sebagian besar berpendidikan rendah, berdasarkan pengetahuan sebagian besar memiliki pengetahuan tinggi karena pengguna MOP sudang mengetahui mengenai MOP dan KB, berdasarkan dukungan keluarga sebagian besar mendapat dukungan karena penggunaan MOP dilatarbelakangi istri yang tidak bisa menggunakan alat kontrasepsi, berdasarkan sumber informasi sebagian besar mendapatkan informasi melalui tenaga kesehatan karena pengguna MOP mendapatkan penjelasan dari tenaga kesehatan saat istrinya dinyatakan tidak bisa menggunakan alat kontrasepsi, berdasarkan akses pelayanan sebagian besar menyatakan mudah mendapatkan akses pelayanan karena langsung mendapatkan pelayanan dari penyedia pelayanan, dan berdasarkan sosial budaya sebagian besar memiliki pandangan sosial budaya baik mengenai MOP karena pengguna MOP berpendapat MOP tidak mengganggu kesehatan. Saran penelitian diharapkan adanya sosialisasi dari Puskesmas maupun Kecamatan Neglasari mengenai MOP secara intensif pada masyarakat.