Abstrak
Penelitian dalam tesis ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana Pengaruh Kepemimpinan dan Motivasi Kerja Pegawai terhadap Kinerja Pegawai Sekretariat Militer Presiden Republik Indonesia. Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi kinerja pegawai, namun dalam penelitian ini hanya melihat faktor kepemimpinan dan motivasi kerja. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey. Penulis menggunakan data primer dalam penelitian ini yang didapat dari kuesioner sedangkan untuk data sekunder diperoleh dari berbagai referensi dan dokumen yang relevan dengan penelitian ini. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan sampel berjumlah 60 pegawai (responden) dari 133 pegawai yang dipilih secara acak (random). Sebelum menganalisa, semua instrument diuji validitas dan reliabilitasnya. Setelah data dinyatakan valid dan reliabel kemudian dianalisis. Kesimpulan yang didapat dari hasil penelitian dan pembahasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Hasil analisis kepemimpinan berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai Sekretariat Militer Presiden Republik Indonesia dengan nilai korelasi sebesar 0,359. Nilai ini mencerminkan bahwa kepemimpinan mempunyai pengaruh terhadap kinerja pegawai yang tergolong kuat. Hasil koefisien korelasi yang positif menunjukkan orientasi pengaruh positif, semakin tinggi atau semakin baik pola kepemimpinan yang diterapkan, maka kualitas kinerja pegawai akan semakin meningkat. Selanjutnya dengan didapatkannya persamaan regresi sederhana dari kedua variable Y= 59,63+0,332X1 menggambarkan bahwa arah pengaruh antara variabel bebas (X1) dengan variabel terikat (Y) searah dimana setiap kenaikan satu satuan variabel kepemimpinan akan menyebabkan kenaikan kinerja pegawai sebesar 0,332. Motivasi Kerja merupakan variabel yang memiliki pengaruh yang besar terhadap kinerja pegawai, dengan nilai korelasi sebesar 0,657. Nilai ini mencerminkan bahwa antara motivasi kerja dengan kinerja pegawai secara kualitatif mempunyai pengaruh yang tergolong kuat. Hasil koefisien korelasi (r) yang positif menunjukkan orientasi pengaruh positif, semakin tinggi/semakin baik motivasi kerja yang diberikan, maka kualitas kinerja pegawai juga akan meningkat. Selanjutnya dengan didapatkannya persamaan regresi sederhana dari kedua variable Y= 22,30+0,216X2 menggambarkan bahwa arah pengaruh antara variabel bebas (X2) dengan variabel terikat (Y) searah dimana setiap kenaikan satu satuan variable motivasi kerja akan menyebabkan kenaikan kinerja pegawai sebesar 0,216. Kepemimpinan dan motivasi secara bersama-sama memiliki pengaruh terhadap kinerja pegawai Sekretariat Militer Presiden Republik Indonesia sebesar 0,456. atau dalam persentase 45,60%. Hal ini mencerminkan bahwa variabel bebas (Kepemimpinan dan Motivasi Kerja) mampu menjelaskan variasi perubahan variable terikat (Kinerja Pegawai). Besaran angka koefisien determinasi tersebut juga menunjukkan bahwa kontribusi variabel kepemimpinan dan motivasi kerja terhadap variabel kinerja pegawai adalah 45,60%. Sedangkan sisanya, yaitu sebesar 54,40%, dipengaruhi oleh variabel-variabel lain yang tidak dilibatkan dalam penelitian ini. Selanjutnya dengan didapatkannya persamaan regresi berganda Y=15,019+0,155X1+0,934X2 diketahui nilai konstantanya sebesar 15,019. Secara matematis, nilai konstanta tersebut menyatakan bahwa pada saat kepemimpinan dan motivasi kerja benilai 0, maka kinerja pegawai memiliki nilai 15,019. Nilai positif (0,155) yang terdapat pada koefisien regresi variabel bebas (Kepemimpinan) menggambarkan bahwa arah pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat (Kinerja Pegawai) adalah searah, dimana setiap kenaikan satu satuan variable kepemimpinan akan menyebabkan kenaikan kinerja pegawai sebesar 0,155. Nilai positif (0,934) yang terdapat pada koefisien regresi variabel bebas (Motivasi Kerja) menggambarkan bahwa arah pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat (Kinerja Pegawai) adalah searah, dimana setiap kenaikan satu satuan variable motivasi kerja akan menyebabkan kenaikan kinerja pegawai sebesar 0,934. Untuk penelitian lebih lanjut disarankan agar penelitian lebih dikembangkan kepada variabel lain yang diduga dapat mempengaruhi kinerja, misalnya pelayanan kesejahteraan pegawai, program keselamatan dan kesehatan kerja, pemutusan hubungan kerja, karakteristik organisasi, karakteristik pekerjaan, karakteristik individu, kepuasan kerja, iklim organisasi, komitmen organisasi, pengadaan tenaga kerja, pengembangan pegawai, perencanaan dan pengembangan karier, kompensasi, insentif, dan sebagainya. Sedangkan metode penelitian maupun teknik analisis data yang hendak digunakan dikembangkan lebih mendalam sehingga dapat dihasilkan suatu penelitian lanjutan yang lebih komprehensif dalam upaya untuk pengambilan keputusan manajemen yang lebih tepat.