Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan memperoleh informasi tentang pengaruh antara (1) fluktuasi nilai tukar US$ terhadap kinerja keuangan TELKOM, (2) fluktuasi harga saham TELKOM terhadap kinerja keuangan TELKOM, (3) fluktuasi nilai tukar US$ dan harga saham TELKOM secara bersama-sama terhadap kinerja keuangan TELKOM. Hipotesis yang akan diuji adalah: (1) terdapat pengaruh fluktuasi nilai tukar US$ terhadap kinerja keuangan TELKOM, (2) terdapat pengaruh fluktuasi harga saham TELKOM terhadap kinerja keuangan TELKOM, (3) terdapat pengaruh fluktuasi nilai tukar US$ dan harga saham TELKOM secara bersama-sama terhadap kinerja keuangan TELKOM. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah Laporan keuangan TELKOM, data nilai tukar rupiah terhadap US$ dan data harga saham TELKOM. Sampel penelitian diambil dari data 8 (delapan) tahun terakhir yaitu saat TELKOM melepaskan sahamnya ke publik (IPO) tahun 1995 hingga tahun 2002. Instrumen penelitian untuk nilai tukar US$ dan harga saham didasarkan pada validitas isi, sedangkan kinerja keuangan didasarkan reliabilitas. Validitas dihitung dengan rumus Pearson atau Product Moment Correlations. Data dianalisis dengan statistik deskriptif dan untuk pengujian hipotetis digunakan statistika korelasi dan regresi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Pertama, tidak terdapat hubungan yang linier atau tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap US$ (X1) dengan kinerja keuangan TELKOM (Y) dengan angka korelasi r1 = 0.132 (>0.05), pada taraf signifikansi 0.05. Kedua, tidak terdapat hubungan yang linier atau tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara harga saham TELKOM (X2) dengan kinerja keuangan TELKOM (Y) dengan angka korelasi r2 = 0.174 (>0.05), pada taraf signifikansi 0.05. Ketiga, pengaruh fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap US$ (X1) dan harga saham TELKOM (X2) secara bersama-sama dengan kinerja keuangan TELKOM (Y) tidak dapat diprediksi walaupun hasil perhitungan koefisien korelasi atau nilai R sebesar 0.459, namun karena Standard Error of the Estimate adalah 4.44552 dan nilai tersebut lebih besar daripada standar deviasi kinerja keuangan TELKOM yang hanya 4.22947, maka model regresi tidak lebih baik dalam bertindak sebagai prediktor kinerja keuangan. Begitu pula dengan hasil uji ANOVA atau F test, didapat F hitung adalah 0.668 dengan tingkat signifikansi 0.553. Oleh karena probabilitas sebesar 0.553 lebih besar dari 0.05, maka model regresi tidak dapat dipakai untuk memprediksi kinerja keuangan. Hasil penelitian ini diharapkan berguna bagi manajemen TELKOM khususnya dan perusahaan lainnya pada umumnya agar dalam rencana jangka panjang sebaiknya mengurangi pendanaan operasional yang berasal dari pinjaman luar negeri agar fluktuasi nilai tukar mata uang tidak akan berpengaruh besar (korelasi negatif) terhadap keuangan perusahaan. Alternatif pendanaan lain adalah dengan menjual aset-aset yang tidak sangat diperlukan atau melakukan penawaran saham baru walaupun disadari hal ini sangat sulit untuk dilakukan.