Abstrak
ABSTRAK Pada umumnya, dalam situasi resmi siswa SMA masih mengalami kesulitan untuk menyampaikan gagasan, pikiran, perasaannya dalam menggunakan ragam bahasa lisan dengan baik dan benar. Hal ini juga dialami oleh sebagian besar siswa SMA PGRI 15 Jakarta. Karena guru kurang memberikan kesempatan kepada siswanya untuk melakukan praktik berbicara didepan kelas karena lebih banyak bersifat teori. Rasa kurang percaya diri, gugup ataupun grogi senantiasa melingkupi diri siswa setiap pembelajaran berlangsung Sedangkan pidato merupakan jenis keterampilan yang menuntut keberanian untuk mencoba bukan sekedar teori berpidato. Fenomena seperti ini merupakan permasalahan yang perlu segera ditemukan alternatif-alternatif pemecahannya. Dengan demikian, pembelajaran keterampilan berbicara merupakan suatu sarana yang dapat digunakan siswa untuk mengembangkan potensi berbicara dengan seluas-luasnya. Salah satu upaya yang dapat dijadikan alternatif pemecahan masalah tersebut adalah dengan menerapkan pembelajaran keterampilan berbicara melalui pidato dengan pendekatan kontekstual komponem pemodelan. Pembelajaran ini bertujuan untuk mengetahui bagaiman meningkatkan keterampilan berbicara melalui pendekatan pembelajaran kontekstual pada siswa kelas XII SMA PGRI 15 Jakarta. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK) yang meliputi dua siklus. Setiap siklus dilakukan secara empat tahap, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Penelitian ini diambil melalui tes dan nontes. Alat pengambilan data tes yang digunakan berupa instrumen tes perbuatan yang berisi aspek-aspek kriteria penilaian keterampilan berbicara (pidato). Alat pengambilan data nontes yang digunakan berupa pedoman observasi, wawancara, dokumentasi, dan rekaman video. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah keterampilan berbicara siswa meningkat sebesar 7,5% dari 69,9% pada siklus I menjadi 77,4% pada siklus II, dan siswa menunjukan perubahan perilaku ke arah perilaku positif selama mengikuti proses pembelajaran, sehingga suasana pembelajaran lebih kondusif. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Keterampilan berbicara siswa kelas XII SMA PGRI 15 Jakarta Pusat Tahun Pelajaran 2010/2011 meningkat setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan pendekatan kontekstua . Jadi dapat dikatakan dengan menggunakan pendekatan kontekstual,komponen pemodelan, dapat meningkatkan aktivitas siswa dan memacu siswa untuk semangat dalam belajar sehingga siswa dapat terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran.