Abstrak
Fakultas Ilmu-Ilmu kesehatan Uhamka Program Studi Kesehatan Masyarakat Promosi dan Pndidikan Kesehatan Skripsi, 23 September 2005 Rahma Dhamayanti Peran komponen-komponen health belief model (HBM) dalam perilaku Pencegahan Osteoporosis di divisi Employee Benefits PT. Lippo General Insurance Tbk. Lippo Karawaci, Tahun 2005 xv + 81 Halaman + 13 tabel + 21 Grafik + 2 Lampiran Abstrak Pada saat ini osteoporosis merupakan masalah kesehatan yang cukup signifikan dan dapat dijumpai di seluruh dunia. Di Indonesia, hasil analisa data yang dilakukan oleh Puslitbang Gizi Departemen Kesehatan pada 14 propinsi menunjukkan masalah oestoporosis di Indonesia telah mencapai tingkat yang perlu diwaspadai, dengan masalah tertinggi oestoporosis di enam propinsi yaitu Sumatera Selatan, Jawa Tengah, DIY, Sumatera Utara, Jawa Timur dan Kalimantan Timur (Sujudi, 2004) Suatu penelitian analitik cross sectional telah dilakukan dengan menyebarkan kuesioner terhadap satu populasi karyawan yang terdiri dari 36 orang dan seluruhnya diambil sebagai responden, yang bertujuan untuk menganalisa peran komponen-komponen Health Belief Model (HBM) dalam perilaku pencegahan oestoporosis di divisi Employee Benefits. PT. Lippo General Insurance Tbk. Lippo Karawaci tahun 2005. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rata-rata responden berumur 28 tahun dan responden laki-laki lebih banyak (55,6%) dari pada responden perempuan (44,4%). Suku Jawa lebih dominan (56%) dari pada suku lainnya dan sebagian besar responden berpendidikan S1/ S2. Sebagian besar responden masih berada di tingkat pengetahuan yang rendah (69%) dan memiliki persepsi bahwa oestoporosis mungkin dapat menyerang mereka/ Perceived Susceptibility (94%), merupakan penyakit yang serius/ Percieved Seriousness (92%), serta Osteoporosis yang serius mungkin dapat mengenai mereka/ perceieved threat (61%). Sebagian besar responden belum melakukan pencegahan osteoporosis yang kondusif (39%) walaupun mereka semua yakin adanya manfaat. Terhadap perilaku pencegahan tersebut, mereka juga merasa adanya manfaat. Terhadap perilaku pencegahan tersebut, mereka juga merasa adanya hambatan dalam melakukannya (64%). Secara bivariat dan multivariate hanya keterpajanan terhadap media informasi dan keyakinan terhadap danya manfaat yang memiliki peran dalam perilaku pencegahan osteoporosis (Pvalie 0,017). Maka disarankan kepada pihak Departemen Kesehatan agar lebih meningkatkan sosialisai dan penyuluhan mengenai osteoporosis, terutama pada kelompok usia di mana terjadi peak bone mass (25 s/d 30 tahun). Daftar bacaan: 24 Buku (1980-2005)