Abstrak
FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN UHAMKA PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT PEMINATAN KESEHATAN REPRODUKSI Skripsi, Agustus 2004 Alif Diah Etin Sari Factor-faktor yang berhubungan dengan Wanita Usia Subur di Kampung Karang Tengah Kelurahan Kedaleman Kecamatan Cibeber Cilegon Banten Tahun 2004 xvii + 56 halaman, 20 tabel, 20 tabel, 3 gambar, 3 lampiran Abstrak Salah stau upaya pengendalian laju pertumbuhan penduduk yaitu dengan penekanan angka TFR. TFR yang tinggi dan tidak dapat dikendalikan akan menyebabkan ledakan jumlah penduduk. TFR di kecamatan Cibeber mecapai 4,81 yang artinya rata-rata wanita di Kecamatan Cibeber melahirkan 4-5 kali pada masa usia suburnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui factor-faktor yang berhubungan dengan wanita usia subur di Kampung Karang Tengah Kelurahan Kedaleman Kecamatan Cibeber Cilegon Banten Tahun 2004. Penelitian ini bersifat analitik kuantitatif, dimaksudkan untuk mengetahui adanya hubungan antara variable bebas dengan variable terikat. Variable bebas dalam penelitian ini yaitu umur, pendidikan, pekerjaan, status perkawinan, perkawinan ke usia kawin pertama, pemakaian kontrasepsi, dan keguguran. Sedangkan fertilitas sebagai variable terikat. Sample yang digunakan adalah total sampling yaitu 78 responden. Pengumpulan data dilakukan dengan metode wawancara. Pengolahan data berupa analisa univariat untuk mengetahui distribusi frekuensi dan analisa bervariat menggunakan uji Chi square. Hasil penelitian ini menemukan rata-rata fertilitas yaitu 3,41. Jumlah anak paling banyak yaitu 14 anak. Fertilitas tinggi di Kampung Karang Tengah cukup tinggi yaitu: sebesar 42,3%. Dilihat dari segi pendidikan masih tergolong berpendidikan rendah dan usia perkawinan pertama di bawah 15 tahun sebesar 62,8%. Fertilitas tinggi lebih banyak terjadi pada kelompok umur 30-34 tahun (73,5%), dibandingkan pada kelompok umur 35-39 tahun (45,5%). Dilihat dari segi pendidikan, fertilitas tinggi lebih banyak terjadi pada yang tamat SD (76,2%), dibandingkan dengan yang tidak tamat SD (62,2%) dan yang tidak sekolah (30%). Penelitian ini hanya menemukan 2 variabel yang secara statistic terdapat hubungan bermakna yaitu umur dan pendidikan. Adanya hubungan yang bermakna antara umur dan tingkat pendidkan dengan tingkat fertilitas berkaitan dengan usia kawin pertama yang rendah. Dengan usia kawin pertama rendah maka risiko terhadap kehamilan lebih panjang. Berdasarkan hasil penelitian maka disarankan perlunya dilakukan upaya pendewasaan usia perkawinan. Untuk peneliti lainnya diharapkan dilakukan penelitian yang lebih mendalam lagi. Daftar bacaan: 21 (1977-2003)