Abstrak
ABSTRAK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN PROGRAM SARJANA KESEHATAN MASYARAKAT PEMINATAN KESEHATAN REPRODUKSI Skripsi, Agustus 2004 KARTINI NAIBAHO Factor-faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Seksual Remaja Pada Siswa/ i SMPN 164 Kecamatan Kebayoran Lama Jakarta Selatan Tahun 2004 ix + 72 halaman + 22 tabel + 2 bagan + 2 lampiran Masalah perilaku seksual paling sering terjadi pada usia kelompok remaja. Salah satu penyebab timbulnya masalah ini karena adanya perubahan organ biologis akibat pematangan organ-organ reproduksi. Beberapa hasil penelitian menunjukkan telah terjadinya pergeseran nilai dan norma dalam kehidupan remaja khususnya yang berkaitan dengan perilaku seksual. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui factor-faktor yang berhubungan dengan perilaku seksual remaja pada siswa/ i SMPN 164 Jakarta Selatan. Variabel yang diteliti adalah factor internal (jenis kelamin, pengetahuan, sikap) dan factor eksternal (pendidikan orang tua, komunikasi dengan orang tua, komunikaasi dengan teman, keterpaparan dengan media cetak dan elektronik) hubungannya dengan perilaku seksual remaja. Melalui studi potong lintang (cross sectional) terhadap 100 siswa/ i yang diambil secara acak dengan disebar kuesioner, diperoleh hasil sebagai berikut; tidak ada hubungan bermakna antara jenis kelamin siswa/ i dengan perilaku seksual (p = 1,000); adanya hubungan bermakna antara pengetahuan dengan perilaku seksual (p = 0,043); tidak ditemukan adanya hubungan bermakna antara sikap siswa/ i dengan perilaku seksual remaja (p = 1,000); tidak adanya hubungan yang bermakna antara perilaku seksual remaja dengan pendidikan ayah (p = 0,989); tidak ada hubungan bermakna antara perilaku seksual remaja dengan pendidikan ibu (p = 0,888); adanya hubungan bermakna antara perilaku seksual remaja dengan komunikasi terhadap orang tua (p = 0,000); adanya hubungan yang bermakna antara perilaku seksual remaja dengan komunikasi terhadap teman (p = 0,005); adanya hubungan yang bermakna dengan keterpaparan terhadap media cetak (p = 0,001); adanya hubungan yang bermakna antara perilaku seksual remaja dengan keterpaparan terhadap media elektronik (p = 0,019). Berdasarkan hasil penelitian disarankan untuk memberikan pendidikan kesehatan reproduksi melalui penyuluhan tentang perilaku seksual dikalangan remaja secara berkala, serta menciptakan suasana yang akrab dan terbuka diantara anggota keluarga, dan penyebarluasan informasi yang benar dan bertanggung jawab tentang kesehatan reproduksi khususnya perilaku seksual baik melalui media cetak maupun media elektronik. Daftar Pustaka: 20 (1980-2002)