Abstrak
Manajemen Penyaluran Zakat Oleh Lazis Dalam Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Miskin (Studi Kasus Yayasan Baitul Maal BRI), Program Strata Satu, program studi Muamalat (Perbankan Syariah), Fakultas Agama Islam, Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. HAMKA, Jakarta, 2012.
Penelitian ini dilakukan pada Yayasan Baitul Maal BRI. JL. Jenderal Sudirman Kav 44-46, Gd. Olah Raga BRI Lt.2, Telp. : 021-57932809
LAZIS sebagai lembaga sosial umat bertugas tidak hanya menghimpun dana zakat dari muzaki, tetapi juga menyalurkannya kepada mustahiq. Salah satu mustahiq yang mendapat dana zakat adalah orang miskin. Tingginya angka kemiskinan di Jakarta, membuat LAZIS menjadi alternatif pemecahan masalah kemiskinan yang sulit untuk di kurangi. Dalam praktitknya LAZIS lebih banyak menyalurkan dana zakatnya kepada orang miskin yang bersifat konsumtif daripada produktif.
Untuk mengurangi kemiskinan di Jakarta, LAZIS harus lebih memperbesar porsi anggarannya untuk penyaluran zakat produktif, salah satunya lewat pemberdayaan ekonomi disertai manajemen yang baik. Tetapi saat ini manajemen penyaluran zakat untuk pemberdayaan ekonomi masih belum baik, karena banyak dana zakat yang diberikan tidak tepat sasaran, dan dana zakat untuk pemberdayaan ekonomi yang diberikan dialihfungsikan untuk memenuhi kebutuhan konsumtif. Yayasan Baitul Maal BRI adalah salah satu LAZIS yang menyalurkan zakat untuk pemberdayaan ekonomi masyarakat miskin.
Penelitain ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana manajemen penyaluran zakat oleh YBM-BRI dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat miskin dan untuk mengetahui bagaimana keadaan ekonomi masyarakat miskin setelah pemberdayaan ekonomi yang diberikan YBM-BRI.
Yang menjadi populasi penelitan ini adalah seluruh pedagang yang mendapat bantuan usaha dari YBM-BRI. Sedangkan yang menjadi sampel dalam penelitan ini adalah 15 pedagang yang mendapat bantuan usaha dari YBM-BRI di Setu Babakan.
Setelah diberikan dana zakat untuk pemberdayaan ekonomi, keadaan ekonomi dan kondisi usaha masyarakat miskin meningkat menjadi lebih baik. Meningkatnya kondisi ekonomi masyarakat miskin, juga membantu masyarakat miskin memenuhi kebutuhan yang lain, seperti pembayaran sekolah, sarana kesehatan, kepemilikan tempat tinggal, dan harta/aset yang lebih. Tetapi dalam praktik manajemen YBM-BRI masih terdapat kekurangan seperti dalam studi kelayakan masyarakat miskin, pengawasan dan pendampingan.