Abstrak
Kasus korupsi Wisma Atlet yang melibatkan sejumlah elite Partai Demokrat menjadi bahan pemberitaan media massa, sehingga citra Partai Demokrat menjadi negatif. Penelitian ini mengkaji pola isi media dan peran surat kabar Media Indonesia dan Republika dalam pemberitaannya mencitrakan Partai Demokrat serta bagaimana Divisi Komunikasi Publik DPP Partai Demokrat merespon pemberitaan tersebut.
Penelitian ini merupakan studi pencitraan yang bertujuan untuk mengetahui proses pembentukan citra Partai Demokrat oleh surat kabar Media Indonesia dan Republika. Teori isi media berasumsi bahwa isi berita kedua kabar tersebut mempunyai pesan yang disisipkan sebagai tujuan dari pemberitaan. Pemberitaan yang menciptakan citra negatif merupakan hasil kosntruksi social media massa. Penelitian ini menggunakan metode analisis isi kualitatif, karena dianggap mampu mengungkap makna-makna di balik pesan komunikasi dalam pemberitaan surat kabar Media Indonesia dan Republika dalam kasus korupsi Wisma Atlet. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kedua surat kabar tersebut memberitakan dengan model bad news is a good news. Pola isi pemberitaan itu dipengaruhi oleh ideologi media, keberpihakan, jumlah berita, pemilihan narasumber, dan penentuan judul. Pemberitaan yang negatif langsung direspon oleh Divisi Komunikasi Publik DPP Partai Demokrat dengan cara melakukan hak jawab, konferensi pers, media relations, melakukan evaluasi media, dan memberhentikan pengurus yang tersangkut kasus korupsi. Untuk penelitian berikutnya, secara akademis disarankan untuk melakukan penelitian tentang integrated marketing communications political party, karena dengan penelitian ini dapat melihat bagaimana peran aktif humas partai dalam melakukan penjualan program partai politik. Secara metodologis, diharapkan menggunakan metode studi kasus, karena dapat memberikan gambaran yang lengkap mengenai suatu kejadian yang diteliti. Secara praktis, humas partai politik diharapkan melakukan evaluasi, monitoring media dan kontrol secara struktural. Secara sosial, diharapkan dapat memberikan penyadaran kepada khalayak bahwa media massa dalam pemberitaannya menyampaikan pesan-pesan yang terselubung.