Abstrak
Tenaga Kerja Wanita (TKW) Indonesia merupakan sumber devisa terbesar bagi negara. Namun, nasib mereka justru sangat mengenaskan. Hampir setiap media massa terutama Koran dan televisi memberitakan tentang masalah yang dihadapi para TKW. Sutradara film Lola Amaria justru mengambil sudut pandang yang berbeda untuk menggambarkan kehidupan seorang tenaga kerja wanita (TKW).
Penelitian ini mengkaji konstruksi realitas sosial kehidupan TKW dalam film Minggu Pagi di Victoria Park. Peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dan jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Data film penelitian ini bersumber dari studi kepustakaan, artikel dari surat kabar, situs online, serta informasi dari beberapa narasumber (wawancara).
Penelitian ini menggunakan teori konstruksi realitas sosial dan analisis Semiotik Charles Sanders Pierce yang mengkategorikan macam-macam tanda menjadi ikon, indeks, dan simbol untuk mengetahui konstruksi realitas yang terjadi.
Hasil temuan penelitian ini menunjukkan adanya konstruksi realitas sosial kehidupan seorang tenaga kerja wanita yang jauh berbeda dengan yang diberitakan media massa. Dengan simbol-simbol yang menunjukkan kesenangan dan kebebasan, walaupun masih ada yang menunjukkan simbol tekanan atau keterpurukkan yang dialami tenaga kerja wanita Indonesia. Faktor-faktor yang mempengaruhi konstruksi realitas sosial kehidupan TKW dalam film adalah ideologi humanisme liberal bahwa individu bebas untuk menentukan pilihan dan menentukan nasib terlepas dari posisi sosial individu (kelas, gender, dan ras) dan konteks sejarah. Kemudian slogan yang diusung yaitu ?Jangan Berangkat Ketika Kamu Tidak Siap?.
Untuk penelitian selanjutnya disarankan agar menggunakan teori feminisme khususnya untuk membahas tentang perempuan. Secara metodologi disarankan menggunakan analisis wacana Sara Mills khususnya yang berkaitan dengan perempuan.