Abstrak
ABSTRAK SRI SUWARNI, 020105026 TINDAK TUTUR LOKUSI, ILOKUSI, DAN PERLOKUSI DALAM NASKAH FILM UNGU VIOLET DAN IMPLIKASINYA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMA Skripsi. Jakarta : Fskultas Keguruan dan ilmu pendidikan Universitas Muhammadiyah Prof. DR. Hamka, 2006 Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui bagaiman pola tindak tutur lokusi, ilokusi, dan perlokusi yang digunakan dalam naskah film Ungu Violet. Penelitian ini dilaksakan bulan April sampai bulan Juni 2006. Metode yang digunakan adlah metode deskriptif dengan teknik analisis isi. Focus penelitian ini adalah tindak tutur lokusi, ilokusi dan perlokusi. Sedangkan yang mnjadi objek penelitian ini adalah naskah film Ungu Violet karya Jujur Prananto, Jakarta 2005. Instrumen yang digunakan adalah peneliti sendiri dibantu dengan table analisis tindak tutur. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa berdasarkan hasil analisis terdapat 288 ujaran dengan isi pola interaksi tindak tutur lokusi, ilokusi, dan perlokusi. 14 pola interaksi tindak tutur itu mencakup 4 pola interaksi tindak tutur lokusi muncul sebanyak 96 ujaran (33,33%), 5 pola interaraksi tindak tutur ilokusi muncul sebanyak 96 ujaran (33,34%), dan 5 interaksi tindak perlokusi muncul sebanyak 96 ujaran (33,33%). Dalam naskah film Ungu Violet terdapat tindak tutur lokusi, ilokusi dan perlokusi. Tindak lokusi mencakup aspek deklaratif, interogatif, imperative dan interjektif. Tindak ilokusi mencakup aspek asertif, direktif, ekspresif, komisif, dan deklaratif. Tindak perlokusi yang digunakan adalah menanggapi, menjawab, memahami, memperhatikan, dan mempercayai. Berdasarkan hasil analisis tindak tutur lokusi, ilokusi, dan perlokusi dalam naskah film Ungu Violet, maka implikasinya dalam pembelajaran bahasa Indonesia, bagi guru dapat menjadi sumber alternative pembelajaran bahasa Indonesia karena dengan menerapakan hasil penelitian ini guru dapat lebih mengembangkan sumber pengajaran menjadi lebih menarik. Bagi siswa, ujaran yang terdapat dalam naskah tersebut mempermudah siswa dalam mempelajari berbagai bentuk kalimat. Contoh-contoh kalimat yang ada dalam naskah tersebut lebih mudah diingat dan dipelajari karena dekat dengan dunia SMA.