Abstrak
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR HAMKA FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT PEMINATAN MANAJEMEN RUMAH SAKIT Skripsi, 3 September 2010 DINA ARYANI PENNGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT ANTIBIOTIK DI GUDANG OBAT FARMASI RUMAH SAKIT PELNI PERIODE JANUARI 2009 ? DESEMBER 2009 ABSTRAK Salah satu sub sistem yang mendukung keberhasilan pengelolaan rumah sakit adalah sub sistem penyediaan atau logistik dan salah satu fungsi dari manajemen logistik adalah fungsi perencanaan dan pengendalian. Perencanaan dan pengendalian obat-obatan perlu dilakukan dengan baik dan benar, dikarenakan begitu banyaknya jumlah item obat yang tersedia di rumah sakit sehingga diperlukan metode-metode tertentu untuk melakukan perencanaan dan pengendalian tersebut. Penelitian ini dilakukan di gudang farmasi rumah sakit Pelni dengan melakukan analisa pada persediaan obat antibiotik dengan sampel penelitian sebanyak 219 item obat. Ruang lingkup penelitian ini adalah data pemakaian obat antibiotik periode Januari 2009 sampai Desember 2009. Untuk mendapatkan gambaran pelaksanaan kegiatan penelitian ini menggunakan data sekunder dari kartu stock obat antibiotik yang ada di gudang obat farmasi Rumah Sakit Pelni. Pengendalian persediaan obat antibiotik di gudang obat farmasi menggunakan analisis ABC untuk mengelompokkan persediaan menjadi kelompok investasi tinggi, sedang dan rendah. Model pengendalian persediaan khususnya yang mempunyai nilai investasi tinggi digunakan model EconomicOrder Quantity (EOQ) untuk mencari jumlah kuantitas pemesanan dengan biaya minimal dan Re Order Pint (ROP) untuk mencari batas stock minimal untuk dilakukan pemesanan kembali agar tidak terjadi stock out. Dari hasil penelitian berdasarkan analisis ABC yang dilakukan terhadap 219 sampel obat antibiotik, didapatkan kelompok A yang merupakan kelompok nilai investasi terbesar yaitu diperoleh nilai investasi sebesar Rp.21.776.061.354,- yang terbagi dalam kelompok A, sebanyak 29 item obat dengan investasi sebesar Rp.15.323.088.296,- (70,4%), Kelompok B sebanyak 39 item obat dengan investasi sebesar Rp.4.308.461.094,- (19,8%). Kelompok C, sebanyak 151 item obat dengan investasi sebesar Rp.2.144.511.964,- (9,84%). Pada gudang farmasi Rumah Sakit Pelni menggunakan perencanaan manual dan belum menggunakan perencanaan obat antibiotik dengan analisis ABC sebagai penentuan dasar perencanaan pengadaan obat antibiotik. Berdasarkan hal tersebut diatas, saran yang diajukan sebaiknya gudang farmasi Rumah Sakit Pelni menggunakan analisis ABC sebagai dasar penentuan jumlah kebutuhan obat antibiotik dalam perencanaan obat. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan pertimbangan pada perencanaan obat antibiotic untuk efektifitas dana dan prioritas pemilihan obat yang direncanakan dapat lebih tepat. Daftar bacaan : 14 (1982 ? 2010)