Abstrak
FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA PEMINATAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) SKRIPSI BULAN AGUSTUS 2011 ABDUL AZIZ ANALISIS PERILAKU BERISIKO (AT RISK BEHAVIOR) PADA PEKERJA INDUSTRI PENGELASAN INFORMAL DI KELURAHAN BENDA KOTA TANGERANG TAHUN 2011 xiv + 102 + i gambar + i tabel + i singkatan + i lampiran ABSTRAK Salah satu kegiatan utama bagi setiap orang untuk mempertahankan hidupnya adalah bekerja baik bekerja disektor formal maupun informal. Setiap pekerjaan tentu mengandung risiko. Dalam beberapa kasus yang ada, factor perilaku pekerja merupakan faktor penyebab terjadinya kecelakaan kerja. Kecelakaan yang terjadi umumnya disebabkan karena kecerobohan pekerja dalam bekerja. Industri pengelasan merupakan salah satu unit kerja yang memiliki tingkat bahaya dan risiko yang cukup tinggi bagi pekerja itu sendiri. Salah satu industri pengelasan informal adalah Bengkel las Narada dan Karya Mandiri yang berada di wilayah kelurahan Benda Kota Tangerang, yang pekerjanya memiliki perilaku yang berisiko saat bekerja. Oleh karena itu, dalam penelitian ini peneliti ingin mengetahui gambaran perilaku berisiko (at risk behavior) pada pekerja pengelasan tersebut. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian non eksperimen dengan pendekatan kualitatif deskriptif, sedangkan teknik pengambilan datanya dilakukan dengan observasi langsung dengan alat ukur lembar ceklist dan kamera digital serta melakukan teknik wawancara mendalam (indepth-interview) dengan informan. Informan dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling dimana pemilihan informan didasarkan atas pertimbangan tertentu oleh peneliti. Adapun informan dalam penelitian ini adalah sebanyak 7 (tujuh) informan dari kedua bengkel las tersebut. Tiga informan dari bengkel las Narada dan empat informan dari bengkel las Karya Mandiri. Masing-masing bengkel las diambil satu informan sebagai kepala/ pemilik bengkel dan sisanya adalah pekerja las. Dari penelitian ini diperoleh hasil mengenai perilaku berisiko pekerja las terdiri dari variabel pengetahuan K3, yaitu sudah cukup baik namun belum diaplikasikan ke dalam tindakan nyata, mereka hanya sekedar tahu saja. Dari variabel peraturan kerja yang aman (safety), yaitu hanya berupa himbauan dari pemilik jika menemukan pekerja yang bekerja dengan tidak aman, tidak ada peraturan tertulis. Dari pengawasannya belum maksimal meski dilakukan setiap hari, terlihat dari ketidaktahuan pemilik jika terjadi kecelakaan pada pekerjanya. Padahal kecelakaan kecil tersebut sering terjadi pada pekerjanya. Dari penggunaan APD, ternyata informan jarang menggunakan APD secara lengkap. APD yang sering digunakan hanya kacamata saja padahal masih banyak APD yang harusnya dipakai informan saat melakukan pengelasan seperti topeng las, sepatu safety, sarung tangan, helm, masker dan sumbat telinga. Kecelakaan kerja ringan sering dialami oleh informan karena pengetahuan yang dimilikinya tidak dibarengi dengan tindakan atau pengaplikasiannya saat bekerja. Oleh karena itu perilaku berisiko pada pekerja las informal ini masih cukup tinggi dan berbahaya bagi keselamatan mereka. Untuk itu diharapkan kepada pekerja bengkel las untuk mengutamakan keselamatan mereka saat bekerja berhubung bahaya dan risiko di bengkel las cukup tinggi. Pemilik pun diharapkan dapat membuat kebijakan yang lebih baik lagi mengenai peraturan cara kerja yang aman agar pekerjanya mengikuti instruksi yang diharapkan dari pemilik bengkel untuk menjaga keselamatan kerja mereka. Kepustakaan : 38 (1980-2011)