Abstrak
FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN UHAMKA PROGRAM STUDI GIZI Skripsi, Oktober 2011 Nurchayatie Analisis Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Status Gizi Pasien dengan Paraplegia pada Fase Mobilisasi di Ruang Rawat Inap Rehabilitasi Medik RSUP Fatmawati Tahun 2010 dan Tahun 2011 xii + 60 halaman, 21 tabel, 4 lampiran Abstrak Gizi kurang merupakan masalah pada pasien rawat inap di rumah sakit selama 15 tahun terakhir. Prevalensi gizi kurang sekitar 30-50%, menurut Moner dan Bader (1986). Penelitian yang dilakukan oleh RSCM Jakarta terhadap pasien bedah ditemukan 15-70% pasien gizi kurang, dan pada pasien geriatri 55-65%. Penelitian lanjutan oleh Dian Pratiwi, dkk (1999) pada pasien penyakit dalam ditemukan adanya penurunan status gizi pada pasien yang dirawat selama 14 hari yaitu 50-60%. Kejadian gizi kurang di rumah sakit seringkali terjadi pada pasien yang dirawat lebih dari 2 minggu. Pasien rehabilitasi medik khususnya penderita paraplegia memiliki lama hari rawat yang lama yaitu lebih dari 2 bulan. Berdasarkan pengamatan Vickeri Barton (2006) terhadap penderita paraplegia sering ditemukan adanya kehilangan besar berat badan tepat setelah cedera. Hal ini terjadi karena hilangnya massa otot awal karena tidak aktif lagi terutama di rumah sakit namun biasanya sebelum pulang dari rumah sakit berat badan mulai naik lagi. Penelitian ini merupakan penelitian primer yang dilakukan di ruang rawat inap Rehabilitasi Medik RSUP Fatmawati dari bulan Oktober 2010 sampai bulan Mei 2011, dengan tujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan status gizi pasien dengan paraplegia pada fase mobilisasi. Responden adalah pasien rehabilitasi medik yang menderita paraplegia karena cedera tulang belakang yang berusia 30-60 tahun dan memenuhi kriteria inklusi dan eklusi. Desain penelitian menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif dengan pendekatan cross secsional. Terpilih 32 sampel laki-laki dan perempuan. Pengolahan dan analisis data dengan nutri survey dan SPSS 13,0 for windows. Penilaian asupan makan dengan food recall 24 jam yang diambil rata-rata setiap seminggu sekali dan dihitung zat gizinya dengan nutri survey. Sedangkan penilaian status gizi dengan mengukur berat badan dan tinggi badan serta indeks massa tubuh. Untuk berat badan menggunakan timbangan khusus paraplegia dan tinggi badan dengan rentang tangan. Penilaian selera makan, jumlah obat, komplikasi, dan sosio demografi didapat dengan wawancara menggunakan kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 17 sampai 30 responden atau > 53% responden rata-rata asupan energi, lemak, dan karbohidrat baik atau ≥ 80% dan untuk rata-rata asupan protein sebanyak 25 (78%) asupannya kurang atau < 80%. Untuk selera makan terbanyak yang kurang yaitu 19 (56%), jumlah obat yang terbanyak yang mengkonsumsi lebih dari 3 jenis yaitu 26 (81%). Untuk komplikasi yang terbanyak adalah yang memiliki komplikasi sebanyak 18 (56%). Sedangkan umur yang terbanyak <40 tahun yaitu 21 (66%), jenis kelamin terbanyak laki-laki yaitu 18 (56%), dan tingkat pendidikan yang terbanyak adalah pendidikan lanjut yaitu 29 (91%). Status gizi responden berdasarkan IMT terbanyak yang berstatus gizi normal yaitu 18 (56%). Berdasarkan uji chi square didapatkan adanya hubungan yang signifikan/bermakna antara rata-rata asupan energi dengan status gizi. Sedangkan faktor yang lain yaitu rata-rata asupan protein, lemak, karbohidrat, serta selera makan, jumlah obat, komplikasi, dan sosio demografi ditemukan hubungan yang tidak bermakna dengan status gizi. Bertitik tolak dari hasil penelitian, disarankan agar ada penelitian lanjutan dan pemantauan berkesinambungan terhadap asupan makan pasien terutama energi dan protein. Selain itu juga disarankan agar dapat memodifikasi tambahan protein yaitu susu dan telur dalam bentuk makanan atau minuman yang dapat diterima pasien untuk mengurangi kebosanan. Daftar Bacaan : 34 (1970 ? 2008)