Abstrak
FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN UHAMKA PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT PEMINATAN STATISTIK KESEHATAN Skripsi, Juli 2011 Reni Luxbianti Pengaruh Pemberian Makanan Tambahan Pemulihan (PMT-P)Terhadap Kenaikan Berat Badan dan Tinggi Badan Anak Usia 6-59 Bulan di Puskesmas Babelan I Kabupaten Bekasi Jawa Barat Tahun 2009/2010. xxiii + 110 Halaman, 35 Tabel, 7 Bagan, 3 Gambar, 7 Lampiran ABSTRAK Anak usia dibawah lima tahun (balita) merupakan kelompok yang rentan terhadap kesehatan dan gizi. Kurang energi protein (KEP) adalah salah satu masalah gizi utama yang banyak dijumpai pada balita di Indonesia, dengan begitu dapat dipastikan akan berdampak pada pertumbuhan dan perkembangan otak. Program pemerintah dalam menanggulangi permasalahan gizi yang terjadi pada kelompok rentan gizi seperti balita yaitu dengan adanya intervensi, salah satunya adalah intervensi pemberian makanan tambahan pemulihan (PMT-P). Tujuan penelitian ini adalah diketahuinya Pengaruh PMT-P terhadap Kenaikan BB & TB Anak Usia 6-59 Bulan di Puskesmas Babelan I Kabupaten Bekasi Jawa Barat Tahun 2009/2010. Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Babelan I Kabupaten Bekasi Jawa Barat tahun 2009/2010. Rancangan penelitian yang digunakan adalah pra eksperimen kuantitatif dengan pendekatan one group pretest posttest design. Besar sampel pada penelitian sama dengan jumlah populasi yaitu 10 responden, dengan teknik pengambilan sampel jenuh. Pengumpulan data didapat dari rekapan data sekunder puskesmas setempat tahun 2009/2010. Pengolahan data pada penelitian ini menggunakan perangkat lunak statistik dengan tahapan editing data, coding data, entry data dan cleaning data. Analisis pada penelitian ini meliputi analisis univariat dan analisis bivariat. Hasil analisis univariat dari 10 responden di Puskesmas Babelan I menunjukkan responden lebih banyak yaitu anak yang mengalami kenaikan BB (80%) pengukuran bulan kedua dan TB (80%) pengukuran bulan pertama. Umur anak memiliki jumlah yang sama yaitu baduta (50%) non baduta (50%), jenis kelamin laki-laki (50%) perempuan (50%), tanpa penyakit penyerta (80%), jumlah PMT-P yang diterima bulan 1,2&3 kurang memenuhi standar (90%), jenis PMTP proten dan delfami (100%) yang diterima pada bulan 1&2. Variabel yang berhubungan selisih TB3&TB2 dengan umur bulan 3 (P.v 0,030), selisih BB3&BB2 dengan jenis PMT-P bulan 3 (P.v 0,047), selisih TB2&TB1 dengan jumlah PMT-P bulan 2 (P.v 0,028), jumlah selisih TB dengan jumlah PMT-P bulan 2&3 (P.v 0,008). Hasil dari uji wilcoxon dan paired t. test yang berhubungan adalah BB2&BB1 sesudah intervensi (P.v 0,012; P.v 0,011), TB1&TB0 sebelum dan sesudah intervensi (P.v 0,010; P.v 0,011), TB2&TB1 sesudah intervensi (P.v 0,017; P.v 0,007), TB3&TB2 sesudah intervensi (P.v 0,017; P.v 0,018). Penerimaan jatah PMT-Pemulihan bagi anak yang mengalami gizi kurang dan buruk harus sesuai sasaran dan merata demi tercapainya penurunan angka gizi kurang dan buruk khususnya di wilayah kerja Puskesmas Babelan I, kunjungan rutin petugas gizi dari puskesmas untuk mengontrol dan memberikan penyuluhan dengan baik dan benar dalam pengolahan atau penyajian PMT-Pemulihan juga berimbas besar dalam tercapainya keberhasilan program PMT-P. Daftar Kepustakaan : 48 Bacaan (1995-2011)