Abstrak
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium kampus B Pasar Rebo, FKIP Universitas Muihammadiyah Prof.Dr.Hamka (UHAMKA), Jakarta Timur Tikus jantan sebanyak 25 ekor dibagi dalam lima kelompok, masing2 kelompok terdiri dari 5 ekor tikus yaitu kelompok kontrol (A), kelompok perlakuan dengan air perasan mentimun dosiss pengenceran 1 3 (B). Kelompok perlakuan dengan air perasan mentimun dosis pengenceraan 1 2 (C) , kelompok perlakuan dengan air perasan mentimun dosis pengenceran 1 1 (D), dan kelompok perlakuan air perasan mentimun tanpa pengenceran 1 0 (E) . Pada hari pertama perlakuan 5 ekor tikus dengan berat badan hampir sama di panaskan selama 18 jam mulai pukul 16.00-10.00WIB. Pencekokan dilakukan secara oral dengan menggunakan jarum gavage dengan volume pencekokan 1 ml/100 gr berat badan tikus. Tikus ditempatkan pada kandang metabolisme individual dan disusun volume urin yg tertampung selama 6 jam setelah pencekokan . hasil pemberian air perasan mentimun menyebabkan rata2 volume urin tikus 0,9 ml untuk kontrol. 1,02 ml untuk dosis pengenceran 1:3, 1,18 ml untuk dosis pengenceran 1 2. 1.38 ml untuk dosis pengenceran 1:1 dan 1.92 ml untuk dosis tanpa pengenceran. Analisis statistik dengan uji ANAVA dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) pada a=1% menunjukkan data volume total urin dari kelompok perlakuan D dan E berbeda signifikasi dengan kontrol , Sedangkan kelompok B dan C tidak berbeda senifikan dengan kontrol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa air perasan mentimun (Curcumis sativus L) memiliki efek diuretrik terhadap tikus putih jantan (Rattus novergicus) galur Sprague dawley yakni pada dosis 1:1 dan tanpa pengenceran dengan aktivitas diuretrik lemah dan sedang.