Abstrak
ABSTRAK Analisis pelesapan bunyi vokal dalam dorama Hanazakari no Kimitachi e ? Ikemen Paradise ? Skripsi Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka. Mismulyawanti 0701075018 Tema penelitian ini adalah adanya pelesapan bunyi vokal dalam sebuah dorama ?Hanakimi Ikemen Paradise?. Bahasa Jepang mempunyai keragaman tata bahasa sendiri. Oleh karena itu, untuk mempermudah pemahaman mengenai bahasa Jepang, yang merupakan bahasa asing, maka perlu mengetahui tentang ilmu linguistik bahasa Jepang 日本語学?Nihongo go-gaku?. Salah satu cabang linguistik bahasa Jepang adalah fonologi 音いん 論?on in ron? (ilmu bunyi). Di dalam drama ?Hanakimi Ikemen Paradise? terdapat adanya bunyi yang tidak bersuara (pelesapan). Menurut Yoshio (Pelesapan) bunyi yang tidak bersuara. Suatu bunyi yang tidak bisa terdengar. Khususnya di dalam bidang fonetik, yang tidak diikuti dengan getaran pita suara. Adapun rumusan dari permasalahannya adalah berapa banyak jumlah frekuensi pelesapan yang terdapat dalam drama ?Hanakimi Ikemen Paradise?. Tujuan dari penelitian ini untuk dapat mengenalkan salah satu keanekaragaman bahasa Jepang kepada pembelajar bahasa Jepang yaitu dengan adanya pelesapan drama ?Hanakimi Ikemen Paradise? karya Nakajo Hisaya. Jenis penelitian yang di pakai dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif. Obyeknya sendiri menggunakan drama (drama Jepang) yang berjudul ?Hanakimi Ikemen Paradise?. Jumlah dari semua pelesapan yang sudah diteliti ada 17 jenis pelesapan yang terdiri dari vokal [a] = 0 (0%), [i] = 141 (88.7%), [u] = 1 (0.6%), [e] = 12 (7.6%), [o] = 5 (3.1%) yang semuanya berjumlah 159 buah pelesapan. Jadi yang paling dominan dipakai dalam drama ?Hanakimi Ikemen Paradise? adalah pelesapan vokal [i]. Itu di mungkinkan karena vokal [i] yang dalam pengucapannya diucapkan dengan mulut yang agak menyempit, bibir tidak bulat dan terutama pungucapannya menggunakan lidah depan. Hal itu lah yang membuat orang jepang sedikit pengalami hal kesulitan tidak adanya kepraktisan dalam berbicara.