Abstrak
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF.DR.HAMKA JAKARTA FAKULTAS ILMU ?ILMU KESEHATAN PROMOSI DAN PENDIDIKAN KESEHATAN Skripsi, Febuari 2006 Abdurahim Gambaran Perilaku Pemanfaatan Progam Jaminan Kesehatan Di Puskesmas Bintara Kecamatan Bekasi Barat, Sptember tahun 2005. xvi + 59 halaman + 3 gambar +17 tabel dan 5 lampiran ABSTARAK Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan,salah satu kebijakan adalah dengan dilaksanakanya progam jaminan pemeliharaan kesehatan yang sasaran utamanya adalah Keluarga miskin.Hal ini sesuai konsitusi world health organization (WHO) bahwa kesehatan adalah hal fundamental setiap penduduk. Hal ini juga di tegaskan dalam UU no. 23 tahun 1992 tentang kesehatan bahwa setiap orang mempunyai hak yang sama dalam meperoleh derajat kesehatan yang optimal. Biaya kesehatan yang meningkat menambah beban rakyat berpenghasilan rendah, peningkatan biaya ini menyulitkan masyarakat terhadap pelayanan akses kesehatan yang mereka butuhkan. Kota Bekasi dengan jumlah penduduk 1.845 005 jiwa tidak luput dari derasnya globalisasi dan modernisasi yang berakibat banyaknya penduduk yang tidak mampu untuk membiayayi kesehatan nya. Berdasarkan urean di atas maka penulis ingin mengetahui bagaimana gambaran perilaku pemanfaatan progam jaminan pemeliharaan kesehatan di Puskesmas Bintara Kecamatan Bekasi Barat, September tahun 2004. Penelitian ini di lakukan dengan menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan desain croos sectioanal terhadap 75 progam peserta JPK yang di lakukan di Puskesmas Bintara Kecamatan Bekasi Barat, tahun 2005. Penelitian ini dilakuakn pada minggu pertama bulan September, tahun 2005. Analis adata dalam penelitian ini yaitu analisis univariat untuk melihat gambaran distribusi frekwensi menurut variable yang diteliti, yang penyajiannya dibuat dalam bentuk table. Hasil penelitian menujukan bahwa umur 20 ? 50 tahun adalah yang terbanyak dalam memanfaatkan progam JPK .Hal ini terkait dengan banyaknya aktifitas fisik untuk bekerja yang sangat berpengaruh terhadap kesehatan. Sebesar 57,9 %, responden berjenis kelamin perempuan sedangkan sisanya sebesar 42,1 % berjenis kelamin laki-laki.Sebanyak 37 ORANG atau 49 % responden bekerja sebagai buruh, dimana mereka bekerja di pabrik- pabrik di kawasan Bekasi Barat. Sebanyak 36,0 % responden yang menggunakan progam JPK bertempat tinggal di Kelurahan Bintara dengan jarak tempuh yang cukup dekat dengan tempat tinggal responden dari Puskesmas. Bahwa proposi penggunaan JPK adalah kelompok pendidikan SLTA adalah sebesar 34.7 % tingakt pendidikan dasar sebesar 22,7 % dan tingkat pendidikan tinggi sebesar 17,1 %. Secara umum pengentahuan responden cukup baik, mereka telah mengetahui bahwa Puskesmas Bintara melayani progam JPK dan dengan progam ini mereka memperoleh kemudahan dalam hal pembiyaan dan pengobatan maupun kesehatan lainnya. Sikap responden terhadap pelaksanaan progam JPK pada umumnya mereka setuju dan mereka mengharapkan agar progam JPK pada umumnya mereka setuju dan mereka mengharapkan agar progam JPK benar-benar tertuju kepada masyarakat kurang mampu. Sebagian besar responden memperoleh informasi tentang JPK dari aparat pemerintah dengan presentase sebesar 38,7 % dari media cetak sebesar 16,0 % dari keluarga sebesar 13,3 % dari teman sebesar 28,0 % dan dan terahir dari media elektronik sebesar 4,0 %. Sebagian besar peserta JPK selalu menggunakan progam JPK sebanyak 52,0 % sedangkan 36,0 % responden memanfaatkan pelayanan JPK sebanyak dua kali sebulan dan sisanya sebesar 12,0 % tidak pernah dan baru sekali menggunakan progam JPK. Sebagian besar progam JPK pada usia 30 tahun yaitu 44,0 %. Dalam memanfaatkan progam JPK tidak ada batas umur. Hasil penelitian bahwa 73,3 % responden memilih pelayanan obat ?obat murah tetapi berkualitas. Dalam pedoman JPK bahwa pelayanan oleh PKK harus sesuai tindakan dalam perjanjian kerjasama antara pihak asuransi dengan pihak PKK. Umumnya keluarga responden dan keluarganya telah memanfaatkan progam JPK sebanyak 81,3 %. Hal ini menunjukan bahwa tujuan dari progam JPK yang di tujukan kepada individu dan masyarakat untuk meningkatkan derajad kesehatanya cukup berhasil. Pelaksanaan sosialisasi JPK telahh diikuti oleh 37,3% responden sedangkan sisanya 62,7 % menyatakan tidak ikut. Hal ini tidak sesui dengan panduan progam JPK yang mengharap progam sosialisasi harus di ikuti oleh seluruh masyarakat dengan melibatkan unsure pemerintah dari tingkat pusat sampai daerah. Saran yang di berikan yaitu bagi puskesmas bahwa perlunya di lakukan penelitian tentang perilakyu pemanfaatan progam JPK pada reponden yang lebih reprensentatif dengan jumlah yang besar. Sedangkan peserta JPK agar lebih aktif dalam menggunakan progam JPK mengingat biaya kesehatan yang makin mahal.