Abstrak
ABSTRAK Nama : Yuni Yuli Yanti Nim : 0706015125 Program Studi : Ilmu Komunikasi Peminatan : Komunikasi Massa / Jurnalistik Halaman : 100 halaman + 1 gambar + 7 tabel + 16 lampiran + 27 bibliografi. Akhir-akhir ini, fenomena nikah siri semakin bermunculan di masyarakat dan menjadi wacana diberbagai media. Ada tiga faktor penyebab seseorang melakukan nikah siri. Pertama, karena alasan ekonomi. Kedua, karena alasan poligami. Ketiga, karena kurangnya kesadaran masyarakat tentang perlunya pencatatan perkawinan. Oleh sebab itu, wacana nikah siri diangkat oleh beberapa majalah wanita karena hal ini masih menjadi kepentingan masyarakat khususnya para wanita di Indonesia.Karena majalah wanita memiliki pengaruh besar dalam membentuk opini pembacanya terutama wanita, yang turut andil dalam mengkritisi masalah nikah siri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pembingkaian wacana nikah siri di majalah wanita Femina dan Paras. Serta memahami faktor-faktor yang memengaruhi pembingkaian tersebut. Teori yang digunakan pada penelitian ini yakni pendekatan ideologi media dan pendekatan politik-ekonomi media yang cenderung memengaruhi penulisan artikel mengenai nikah siri. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan analisis framing model Gamson-Modigliani untuk melihat bagaimana kecenderungan media massa tertentu dalam menanggapi suatu berita dengan data-data yang diperoleh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Femina cenderung menolak nikah siri dengan alasan nikah siri lebih banyak mendatangkan keburukan (mudharat). Sedangkan Paras cenderung mendukung nikah siri dengan premis yang mengatakan nikah siri itu sah secara agama, Rasullah sendiri melakukan pernikahan tanpa pencatatan. Kedua majalah yakni Femina dan Paras mengkonstruksikan nikah siri berdasarkan ideologi mereka masing-masing. Penulis menemukan bahwa Femina berasal dari kubu humanis yang mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan. Sedangkan Paras diasumsikan penulis berasal dari kubu islamis. Hal ini terlihat dari cara penyampaian informasi mengenai nikah siri. Kedua majalah tersebut menggunakan kalimat yang menunjukkan bahwa mereka berasal dari kubu-kubu tersebut. Selain itu, asumsi penulis mengenai kedua ideologi tersebut, terlihat dari pemilihan narasumber dan rubrik-rubrik yang disajikan media tersebut. Dari hasil wawancara penulis dengan ulama Muhammadiyah ditemukan bahwa Muhammadiyah mengharamkan nikah siri dengan alasan dampak yang diakibatkan dari nikah siri itu sendiri.