Abstrak
Dalam krisis ekonomi tahun 1998 lalu, yang kemudian berkembang menjadi krisis multidimensional, dan efeknya terus bergayut hingga kini, disiplin psikologi hampir tidak terdenagar suaranya. Kenyataan ini memberi pelajaran bahwa sarjana psikologi seharusnya memiliki pengetahuan ekonomi disamping menguasai prinsip-prinsip psikologi. Tidak dapat disangkal, psikologi sebenarnya dapat memberi sumbangan untuk membantu indonesia keluar dari krisis -sebagaimana tahun 2002 Daniel Kahneman membuktikan psikologi dapat memperoleh Nobel untuk ekonomi. Kenyataannya bahwa sangat sedikit sumbangan pikiran dari psikologi lebih dikarenakan ketidaktahuan kita tentang cara berpikir para ekonom. Apalagi, masalah ekonomi diasanya dibungkus dalam terminologi yang terdengar asing sehingga kita menjadi tidak percaya diri untuk ikut bicara. Tulisan ini akan mengangkat perbedaan cara pandang ekonom dan psikolog, serta mencicipi beberapa contoh topik yang diteliti disiplin baru behavioral economics yang merupakan wadah kolaborasi ekonom dan psikolog.