Abstrak
Untuk mendiagnosa status besi harus dilakukan tiga macam pemeriksaan biokimia yaitu : transferin jenuh, ferritin, dan FEP (ree erythocyte phorphyrin). Dua di antara tiga macam parameter ini tidak normal maka disebut defisiensi besi. Tetapi ketiga macam pemeriksaan ini sulit dilakukan di dalam program, karena itu perlu ada suatu teknologi sederhana yaitu dengan hanya pemeriksaan Hb. Berdasarkan penelitian terhadap 209 orang anak BALITA dan 107 orang wanita dewasa pemetik teh di perkebunan teh, Pengalengan, Bandung, didapatkan bahwa 12.0 g% Hb (Se = 83.5%; Sp = 83.7%) untuk anak BALITA, dan 13.0 g% Hb (Se = 86.0%; Sp = 68.1%) untuk wanita dewasa, adalah batas yang dinyatakan paling tepat untuk menilai status besi. Di atas atau sama dengan nilai-nilai tersebut seseorang dinyatakan normal, sebaliknya di bawah nilai-nilai tersebut seseorang dinyatakan defisiensi besi. Sedangkan nilai batas anemia untuk BALITA adalah 11 g% dan wanita dewasa adalah 12 g%. Berdasarkan kedua macam indikator tersebut diatas (batas defisiensi besi dan batas anemia) akan didapatkan tiga macam status besi, yaitu : (1) anemia defisiensi besi; (2) non anemia tetapi defisiensi besi; dan (3) non anemia non defisiensi besi (normal). Nilai-nilai tersebut disarankan untuk dapat diperhunakan dalam pemecahan maupun penilaian program kesehatan masyarakat.