Abstrak
Dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2006 telah terjadi Kejadian Luar Biasa (KLB) difteri di Kabupaten Tasikmalaya pada kelompok umur 1-15 tahun sebanyak 55 anak (15 kasus meninggal, AR=0.45% dan Case Fatality Rate (CFR=31.91). Pada januari 2007 juga telah terjadi KLB difteri di Kabupaten Garut pada kelompok umur kasus 2-14 tahun sebanyak 17 anak (2 kasus meninggal, CFR=11.76%, AR=1.5%). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan lingkungan rumah dengan kejadian difteri pada Kejadian Luar Biasa (KLB) difteri tersebut. Penelitian menggunakan desain kasus kontrol. Kasus berasal dari 15 desa lokasi KLB difteri sebanyak 72 anak dan kontrol berasal dari 1 desa terpilih secara random yang bukan dari kecamatan lokasi KLB difteri sebanyak 72 anak. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dengan ibu anak pada kelompok kasus maupun kelompok kontrol menggunakan kuesioner untuk mendapatkan data lingkungan rumah, sumber panularan, status imunisasi dan pengetahuan ibu. Hasil analisis multi variat menunjukkan bahwa variabel yang berhubungan bermakna dengan kejadian difteri adalah kepadatan hunian ruang tidur, kelembaban dalam rumah, jenis lantai rumah, sumber penularan, status imunisasi dan pengetahuan ibu. Disimpulkan bahwa lingkungan rumah, pengetahuan ibu dan sumber penularan bukanlah faktor utama yang mempengaruhi terjadinya difteri, sedangkan yang paling dominan dalam mempengaruhi kejadian difteri adalah status imunisasi, yaitu resiko terjadinya difteri pada anak dengan status imunisasi DPT/DT yang tidak lengkap 46.403 kali lebih besar dibandingkan dengan anak dengan status imunisasi yang lengkap. Untuk itu cakupan program imunisasi hendaknya makn ditingkatkan sehingga semua anak terlindungi oleh imunisasi difteri.