Abstrak
Terjadi pertalian yang kurang utuh dari program-program pendidikan moral formal di Indonesia bila dipandang dari teori integrasi pembelajaran moral yang berkesinambungan dan berkelanjutan. Terputusnya tali ini, terutama pada tingkat pembelajaran interaksi antar individu (dyadic), sekaligus berdampak pada pembelajaran pada tingkat tim (group). Hal ini mempunyai konsekuensi logis pelemahan pembelajaran keterampilan berempati, komunikasi persuasif, dan keterampilan bekerjasama dengan lingkaran setan yang sempurna. Dalam situasi lingkungan kerja yang koruptif, keterampilan ini menjadi semakin tumpul karena lingkungan lebih kuat mempengaruhi pengembangan keterampilan ini. Di sisi lain, kedewasaan moral individu, yang biasanya bertumbuh seirama dengan penambahan umur pekerja, lebih berpotensi terjadi kemandegan ditahap sebelum tahapan post-conventional karena tidak berkembangnya model pembelajaran padat interaksi dengan dialektika Socrates yang menggunakan dan mengeksplorasi keterampilan berempati, komunikasi persuasif, dan bekerjasama.