Abstrak
Pesantren telah menjadi pusat pembelajaran agama utama di Indonesia selama beberapa dekade. Pesantren memiliki corak yang amat bervariasi, mulai dari segi metode pembelajaran, bahan ajar, maupun kemampuan para pengajarnya (ustadz atau kyai). Meskipun coraknya bervariasi, namun satu ciri umum yang khas dapat dijumpai diseluruh pesantren adalah pengkajian terhadap kitab kuning yang ditulis oleh para ulama muslim klasik, yang membahas berbagai topik, seperti akidah, hukum, etika, maupun tasawuf. Dalam tulisan ini, pengarang memusatkan perhatian pada pembelajaran tuntas di salah satu pesantren yang terdapat di Kabupaten Serang, Provinsi Banten, yaitu pesantren Riyadul Awamil. Secara khusus tulisan ini membahas dan membandingkan dua metode pembelajaran yang digunakan di pesantren ini, yang dikenal sebagai metode sorogan dan metode bandongan. Penulis juga mengkaji kelebihan dan kelemahan masing-masing metode, serta manfaat yang diperoleh santri dari penggunaan masing-masing metode bagi pembelajaran tuntas mereka.