Abstrak
Diskursus tentang zakat sebagai kekuatan besar dalam mengatasi ketimpangan sosial dan mewujudkan kesejahteraan lahir-batin suatu masyarakat, perlu dilakukan secara sungguh-sungguh. Apabila merujuk pada rahasia kesuksesan prophetic social engineering, seperti dinyatakan dalam al-Qur'an surat al-Ahzab [33]:21, maka harus dimulai dari mengubah cara pandang umat (theology) harta. Potensi zakat yang ada dalam masyarakat tidak akan mampu didayagunakan sesuai dengan peran dan fungsinya bila tidak ada rekayasa sosial, atau usaha pemberdayaan. Mengacu pada Zamroni (1992), Rahmat (Rahmat, 2000: 47-48) rekayasa sosial akan berhasil manakala dilakukan secara integral, terpada dan simultan, menyangkut sisi kognisi, afeksi konasi dan aksi. Sikap seseorang individu terhadap dunia seringkali mempengaruhi tindakan-tindakannya. Hal ini berarti citra masyarakat tentang dunia akan langsung mempengaruhi perbuatan-perbuatannya, kepercayaan, tingkah laku sosial dan kehidupan pribadinya. Unsur penting lainnya dari social engineering adalah adanya greats individual yang berfungsi sebagai motor dalam mengubah kesadaran masyarakatnya. Melalui pemimpin atau motor ini, maka warga masyarakat dipengaruhi atau diarahkan pada suatu tujuan sesuai dengan yang dikehendaki, melalui strategi yang tepat pula.