Abstrak
FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN PROGRAM SARJANA KESEHATAN MASYARAKAT GIZI KESEHATAN MASYARAKAT Skripsi, Oktober 2010 Nur Fadhila Laila Ulfah ? Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konsumsi Serat pada Siswa/i SMA Widya Manggala Jakarta Timur Tahun 2010 ? xvi + 70 lembar + 24 tabel + 6 gambar + 5 lampiran ABSTRAK Secara umum tingkat rata-rata konsumsi serat penduduk Indonesia yaitu sebesar 10,5 gram/orang/hari (Jahari et al, 2001). Hal tersebut dapat menimbulkan penyakit degeneratif. Dalam penelitian Soerjodibroto (2004) diketahui bahwa rendahnya asupan serat pada remaja, dari 89 orang siswa SMU 8 Jakarta yang asupan serat makanannya baik terdapat 44 (49,4%) siswa, sedangkan yang asupan serat makanannya kurang terdapat 45 (50,6%) siswa. Oleh karena itu peneliti bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi serat pada siswa/i SMA Widya Manggala Jakarta Timur tahun 2010 Penelitian ini menggunakan desain Cross Sectional, dilakukan pada bulan Juli 2010. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa-siswi SMA Widya Manggala Jakarta Timur yang terdaftar pada tahun 2010?2011 yang berjumlah 196 siswa/i. Dalam pengambilan sampel digunakan teknik penarikan sampel probabilita acak terlapis atau stratified random sampling menghasilkan besar sampel sebanyak 72 responden. Data yang dikumpulkan adalah data primer yang terdiri dari hasil wawancara konsumsi makan recall 2×24 jam dan kuesioner berupa variabel karakteristik remaja (jenis kelamin, uang saku, tingkat pengetahuan serat makanan, kebiasaan makan), ketersedian makanan yang berserat dan pengaruh teman sebaya. Hasil univariat terlihat bahwa konsumsi serat siswa/i sebesar 50% termasuk kategori baik, responden lebih banyak laki-laki sebesar 52,8%, 65,3% uang saku siswa/I termasuk kategori kecil, 65,3% siswa/i termasuk kategori kurang baik dalam pengetahuan serat makanan dan sebanyak 87,5% siswa/i memiliki kebiasaan makan yang baik. Sebanyak 55,6% siswa/i tidak tersedian makanan berserat di rumahnya dan 56,9% siswa/i terpengaruh teman sebayanya dalam mengkonsumsi makanan. Pada analisis bivariat didapatkan hubungan yang bermakna antara karakteristik remaja yaitu uang saku (P value 0,000) dan tingkat pengetahuan serat makanan (P value 0,006) dengan konsumsi serat pada siswa/i. Untuk variabel yang lain seperti jenis kelamin (P value 0,157), kebiasaan makan (P value 0,478), ketersediaan makanan berserat (P value 1,000) dan pengaruh teman sebaya (P value 0,234) menunjukkan tidak ada hubungan yang bermakna dengan konsumsi serat siswa/i. Untuk meningkatkan konsumsi serat remaja maka pihak sekolah perlu meningkatkan pengetahuan gizi dengan cara menyisipkan materi tentang zat-zat gizi maupun serat pangan dalam mata pelajaran. Pihak sekolah juga perlu bekerja sama dengan para pedagangnya agar menyediakan makanan jajanan sehat, bergizi, bersih dan halal. Khususnya makan jajanan yang tinggi serat. Daftar Bacaan : 36 (1999-2010)