Abstrak
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT PEMINATAN PROMOSI DAN PENDIDIKAN KESEHATAN Skripsi, Februari 2010 Siti Nurjanah FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU CUCI TANGAN PAKAI SABUN PADA IBU YANG MEMPUNYAI BALITA DI RW 04 KELURAHAN LAGOA KOJA JAKARTA UTARA TAHUN 2009 93 halaman + 23 Tabel + 3 Gambar. ABSTRAK Sampai saat ini penyakit diare masih menjadi masalah kesehatan dunia terutama di negara berkembang. Besarnya masalah tersebut terlihat dari tingginya angka kesakitan dan kematian akibat diare terutama pada bayi dan balita. Intervensi perilaku melalui modifikasi lingkungan dapat mengurangi angka kejadian diare salah satunya melakukan praktik cuci tangan pakai sabun yang efektif dapat menurunkan angka kejadian diare sebesar 47%. Rendahnya perilaku cuci tangan pakai sabun pada kelompok ibu pada waktu-waktu penting beresiko besar dalam penularan penyakit diare pada balita. Oleh karena itu, dilakukan penelitian yang bertujuan diketahuinya faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku cuci tangan pakai sabun pada ibu yang mempunyai balita di RW 04 Lagoa Koja Jakarta Utara. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif analitik, dengan menggunakan desain cross sectional. Populasi adalah seluruh ibu yang mempunyai balita berjumlah 214 ibu dan sampel yang diambil adalah 139 orang ibu yang mempunyai balita dengan tehnik simple random sampling. Variabel yang diteliti pada penelitian ini meliputi variabel independen yaitu (tingkat pendidikan, pengetahuan, sikap, ketersediaan sarana cuci tangan, keterpajanan sumber informasi kesehatan, peran suami dan peran petugas kesehatan). Sedangkan variabel dependennya adalah perilaku cuci tangan pakai sabun pada ibu yang mempunyai balita. Data yang dikumpulkan adalah data primer sedangkan analisa data dengan menggunakan analisa univariat dan bivariat (chi square). Hasil analisis secara statistik menunjukkan bahwa dari 139 responden didapatkan 62,6% berperilaku cuci tangan pakai sabun dengan baik dan 37,4% responden masih berperilaku kurang baik. Responden yang mempunyai tingkat pendidikan tinggi (tamat SMP) lebih banyak yakni 74,1% dibanding yang tidak tamat SMP (25,9%), Responden dengan pengetahuan tinggi (58,3%) lebih banyak dibandingkan dengan yang berpengetahuan rendah (41,7%). Responden yang mempunyai sikap positif terhadap cuci tangan pakai sabun lebih besar yakni 56,1% dibandingkan yang bersikap negatif (43,1%). Sebagian besar responden mempunyai sarana cuci tangan pakai sabun lengkap (87,8%), sedangkan 12,2 tidak tersedia sarana cuci tangan yang lengkap. Responden denga tingkat keterpajanan sumber informasi yang tinggi sebanyak 79,9% dan 20,1% masih kurang terpajan informasi cuci tangan pakai sabun. Responden dengan dengan suami berperan lebih sedikit yakni 27,3%, dibanding dengan responden yang suaminya kurang berperan (72,7%). Peran petugas kesehatan yang berperan lebih banyak yakni 78,4%, daripada responden yang menyatakan petugas kesehatan kurang berperan (21,6%). Dari beberapa variabel yang diteliti pada penelitian ini terdapat hubungan yang bermakna antara peran petugas kesehatan dengan perilaku cuci tangan pakai sabun pada ibu yang mempunyai balita. Sedangkan variabel lainnya yaitu tingkat pendidikan, pengetahuan, sikap, ketersediaan sarana cuci tangan pakai sabun, keterpajanan sumber informasi kesehatan, dan peran suami tidak menunjukan hubungan yang bermakna. Dalam rangka meningkatkan perilaku cuci tangan pakai sabun pada ibu yang mempunyai balita, perlu dilakukan penyuluhan-penyuluhan partisipatif yang lebih intensif pada kegiatan-kegiatan masyarakat oleh tokoh kunci seperti petugas kesehatan, kader dan tokoh masyarakat yang menjadi panutan masyarakat. Daftar Pustaka : 27(1967-2009).